1381 / WG / VII / 2009
Minggu, 19 Juli 2009
Tahun XL
Sungguh satu hal yang amat menyakitkan bila yang mengkhianati, memfitnah, iri hati dan bergosip terhadap kita bukan musuh kita yang sesungguhnya, tetapi orang-orang yang kita cintai, mereka yang pernah kita tolong bahkan sahabat terdekat kita. Hal ini bukan hanya sekedar kata orang, tetapi nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena itu tidak salah kalau Daud berkata: "Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia. Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku; kami bersama-sama bergaul dengan balk, dan masuk dalam rumah Allah di tengah-tengah keramaian." (Mazmur 55:13-15). Dalam pemikiran manusia yang normal, tentu kita semua akan bingung menghadapi hal yang demikian ini dan kita tidak habis berpikir, mengapa hal ini bisa terjadi. Tetapi itulah kenyataannya.
Di dalam kehidupan yang serba modern ini, kita semua pasti tahu bahwa persaingan antar manusia semakin keras dan ketat. Kasih menjadi luntur dan orang tidak lagi memikirkan kepentingan orang lain; keadilan tidak kita jumpai lagi dan hukum rimba yang kuat yang menang, sudah menjadi hal yang biasa. Terlebih menyakitkan lagi, "penyakit" ini juga sedang menulari pelayan-pelayan Allah, walaupun mereka sering bersama-sama berada di tempat-tempat ibadah, tetapi saling menjatuhkan. Tidaklah salah apa yang dikatakan Daud: "Orang itu mengacungkan tangannya kepada mereka yang hidup damai dengan dia, janjinya dilanggarnya; mulutnya lebih licin dari mentega, tetapi berniat menyerang; perkataannya lebih lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus." (Mazmur 55:21,22).
Oleh sebab itu firman Tuhan berkata: "Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan. "(Mikha 7:5). Apakah dengan demikian kita tidak boleh berteman? Sama sekali tidak. Tetapi di dalam segala hal, jangan berharap kepada siapapun, tetapi berharap dan percayalah hanya kepada Tuhan yang tidak pernah berubah.
Minggu, 19 Juli 2009
Tahun XL
PERCAYALAH HANYA KEPADA ALLAH
"Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya, kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia."
(Mazmur 55:13)
(Mazmur 55:13)
Sungguh satu hal yang amat menyakitkan bila yang mengkhianati, memfitnah, iri hati dan bergosip terhadap kita bukan musuh kita yang sesungguhnya, tetapi orang-orang yang kita cintai, mereka yang pernah kita tolong bahkan sahabat terdekat kita. Hal ini bukan hanya sekedar kata orang, tetapi nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena itu tidak salah kalau Daud berkata: "Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia. Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku; kami bersama-sama bergaul dengan balk, dan masuk dalam rumah Allah di tengah-tengah keramaian." (Mazmur 55:13-15). Dalam pemikiran manusia yang normal, tentu kita semua akan bingung menghadapi hal yang demikian ini dan kita tidak habis berpikir, mengapa hal ini bisa terjadi. Tetapi itulah kenyataannya.
Di dalam kehidupan yang serba modern ini, kita semua pasti tahu bahwa persaingan antar manusia semakin keras dan ketat. Kasih menjadi luntur dan orang tidak lagi memikirkan kepentingan orang lain; keadilan tidak kita jumpai lagi dan hukum rimba yang kuat yang menang, sudah menjadi hal yang biasa. Terlebih menyakitkan lagi, "penyakit" ini juga sedang menulari pelayan-pelayan Allah, walaupun mereka sering bersama-sama berada di tempat-tempat ibadah, tetapi saling menjatuhkan. Tidaklah salah apa yang dikatakan Daud: "Orang itu mengacungkan tangannya kepada mereka yang hidup damai dengan dia, janjinya dilanggarnya; mulutnya lebih licin dari mentega, tetapi berniat menyerang; perkataannya lebih lembut dari minyak, tetapi semuanya adalah pedang terhunus." (Mazmur 55:21,22).
Oleh sebab itu firman Tuhan berkata: "Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan. "(Mikha 7:5). Apakah dengan demikian kita tidak boleh berteman? Sama sekali tidak. Tetapi di dalam segala hal, jangan berharap kepada siapapun, tetapi berharap dan percayalah hanya kepada Tuhan yang tidak pernah berubah.
".. KESETIAAN TUHAN UNTUK SELAMA-LAMANYA." MAZMUR 117:2B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar