1378 / WG / VI / 2009
Minggu, 28 Juni 2009
Tahun XL
Minggu, 28 Juni 2009
Tahun XL
"Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar, la menyelamatkan dia dan segala kesesakannya. " Mazmur 34:7
SABAR DI TENGAH TEKANAN
Beban hidup yang berat seringkali membuat orang merasa tertindas. Hal ini dialami juga oleh Daud, ketika ia mengalami tindasan yang luar biasa dalam hidupnya. Sampai-sampai ia berpura-pura tidak waras pikirannya saat berada di depan Abimelek. Hal ini menunjukkan betapa tertekannya hidup Daud pada waktu itu.
Sebenarnya, kalau kita pelajari, kita akan tahu bahwa tindasan dan tekanan yang kita alami, ternyata membuat kita semakin dewasa dalam kerohanian. Kita harus sadar bahwa sejak kita membuat keputusan untuk percaya kepada Tuhan Yesus, sejak itu pula, awal bagi kita untuk hidup bukan menurut kehendak kita sendiri, tapi segala langkah kita telah berada di dalam kontrol Tuhan. Jadi walaupun saat ini kita merasa tertindas, hendaklah kita tetap memiliki kerendahan hati dan tetap sabar dalam menjalaninya, karena "orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,...." (Amsal 16:32).
Mari kita belajar dari seorang tokoh dalam alkitab yang mengalami tindasan dan masalah hidup yang berat, namun akhirnya mengalami pemulihan yang luar biasa karena ketekunannya. Dia adalah Ayub, seorang yang saleh, jujur dan takut akan Tuhan dan menjauhi segala kejahatan. la juga seorang yang sangat kaya. Bahkan iblispun mengakui bahwa Ayub adalah seorang yang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Tapi semuanya itu tidak membuat Ayub bebas dari suatu masalah. Bahkan Ayub tidak saja mengalami persoalan dalam ekonominya saja, tetapi diseluruh aspek kehidupannya.
Ayub kehilangan segalanya; anak-anak, sahabat-sahabatnya, orang-orang yang dikasihinya, bahkan istrinya pun turut menghujatnya. Namun, Ayub tidak pernah balas dendam ataupun membencinya. Yang keluar dari mulut Ayub tetap puji-pujian bagi Tuhan dan ia berdoa supaya Tuhan mangampuni mereka semua. Dalam keadaan yang tertindas, Ayub masih dapat berkata, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan." (Ayub 1:21).
Sebenarnya, kalau kita pelajari, kita akan tahu bahwa tindasan dan tekanan yang kita alami, ternyata membuat kita semakin dewasa dalam kerohanian. Kita harus sadar bahwa sejak kita membuat keputusan untuk percaya kepada Tuhan Yesus, sejak itu pula, awal bagi kita untuk hidup bukan menurut kehendak kita sendiri, tapi segala langkah kita telah berada di dalam kontrol Tuhan. Jadi walaupun saat ini kita merasa tertindas, hendaklah kita tetap memiliki kerendahan hati dan tetap sabar dalam menjalaninya, karena "orang yang sabar melebihi seorang pahlawan,...." (Amsal 16:32).
Mari kita belajar dari seorang tokoh dalam alkitab yang mengalami tindasan dan masalah hidup yang berat, namun akhirnya mengalami pemulihan yang luar biasa karena ketekunannya. Dia adalah Ayub, seorang yang saleh, jujur dan takut akan Tuhan dan menjauhi segala kejahatan. la juga seorang yang sangat kaya. Bahkan iblispun mengakui bahwa Ayub adalah seorang yang hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Tapi semuanya itu tidak membuat Ayub bebas dari suatu masalah. Bahkan Ayub tidak saja mengalami persoalan dalam ekonominya saja, tetapi diseluruh aspek kehidupannya.
Ayub kehilangan segalanya; anak-anak, sahabat-sahabatnya, orang-orang yang dikasihinya, bahkan istrinya pun turut menghujatnya. Namun, Ayub tidak pernah balas dendam ataupun membencinya. Yang keluar dari mulut Ayub tetap puji-pujian bagi Tuhan dan ia berdoa supaya Tuhan mangampuni mereka semua. Dalam keadaan yang tertindas, Ayub masih dapat berkata, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan." (Ayub 1:21).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar