1376 / WG / VI / 2009
Minggu, 14 Juni 2009
Tahun XL
Minggu, 14 Juni 2009
Tahun XL
Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11)
SIAP DILATIH
Casey Seymour, pemain dan pelatih sepak bola yang sukses, memerhati-kan bahwa setiap anggota timnya tidak menyukai latihan fisik 10 kali 100 di akhir latihan. Sebelum para pemain boleh meninggalkan lapangan, mereka harus berlari sejauh 100 yard [kira-kira 90 meter] sebanyak 10 kali dengan kecepatan penuh dan istirahat sesedikit mungkin. Jika gagal mengalahkan waktu yang telah ditetapkan, mereka harus mengulanginya lagi.
Para pemain membenci latihan itu sampai tiba saatnya bertanding. Saat itu, mereka menyadari bahwa mereka dapat bermain dengan kekuatan penuh sepanjang pertandingan. Usaha mereka telah terbayar dengan menduduki posisi juara!
Rasul Paulus menggunakan perumpamaan tentang latihan dan pertandingan dalam surat-suratnya. Saat ia menjadi misionaris bagi orang-orang bukan Yahudi, ia tunduk kepada perintah dan latihan dari Allah di tengah penderitaan serta kesukaran yang besar. Dalam Filipi 4, ia berkata, "Aku telah belajar" (ayat 11). Baginya dan bagi kita masing-masing, mengikuti Yesus merupakan proses belajar seumur hidup. Kita belum dewasa secara rohani saat diselamatkan, sama seperti seorang atlet di sekolah yang belum siap bermain sepak bola secara profesional. Kita berturnbuh dalam iman saat mengizinkan Allah, melalui firman-Nya dan Roh Kudus, memberi kita kuasa untuk melayani-Nya.
Melalui kesulitan hidup, Paulus belajar untuk melayani Allah dengan baik. Demikian pula halnya dengan kita. Kesulitan memang tidak menyenangkan, tetapi itu semua patut dihargai! Semakin mudah kita diajar, maka semakin dewasalah kita. Sebagai anggota tim Kristus, mari kita menyiapkan diri untuk dilatih. (DCE)
Para pemain membenci latihan itu sampai tiba saatnya bertanding. Saat itu, mereka menyadari bahwa mereka dapat bermain dengan kekuatan penuh sepanjang pertandingan. Usaha mereka telah terbayar dengan menduduki posisi juara!
Rasul Paulus menggunakan perumpamaan tentang latihan dan pertandingan dalam surat-suratnya. Saat ia menjadi misionaris bagi orang-orang bukan Yahudi, ia tunduk kepada perintah dan latihan dari Allah di tengah penderitaan serta kesukaran yang besar. Dalam Filipi 4, ia berkata, "Aku telah belajar" (ayat 11). Baginya dan bagi kita masing-masing, mengikuti Yesus merupakan proses belajar seumur hidup. Kita belum dewasa secara rohani saat diselamatkan, sama seperti seorang atlet di sekolah yang belum siap bermain sepak bola secara profesional. Kita berturnbuh dalam iman saat mengizinkan Allah, melalui firman-Nya dan Roh Kudus, memberi kita kuasa untuk melayani-Nya.
Melalui kesulitan hidup, Paulus belajar untuk melayani Allah dengan baik. Demikian pula halnya dengan kita. Kesulitan memang tidak menyenangkan, tetapi itu semua patut dihargai! Semakin mudah kita diajar, maka semakin dewasalah kita. Sebagai anggota tim Kristus, mari kita menyiapkan diri untuk dilatih. (DCE)
KARYA ALLAH DALAM DIRI KITA BELUM BERAKHIR MELAINKAN BARU SAJA DIMULAI SAAT KITA MENERIMA KRISTUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar