GIA Sby (Darmo Harapan Sore)
Minggu, 17 Mei 2009
Oleh: Pdt. Timotius Hogiono.
MENGUBAH BEBAN MENJADI BEKAL
(Yakobus 1:1-4)
(Yakobus 1:1-4)
Yakobus adalah seseorang pemimpin di Yerusalem dan ia berusaha untuk mengatasi masalah yang terjadi disana. Surat ini ditujukan kepada 12 suku diperantauan karena mereka menghadapi banyak tekanan dari orang-orang kaya, sehingga mereka mengalami kemiskinan dan juga banyak orang-orang Kristen yang tidak menerapkan iman mereka dalam hidup sehari-hari. Surat Yakobus berisi nasehat, dimana orang percaya yang mengalami pencobaan dalam hidupnya, ada 2 hal dapat terjadi: untuk meningkatkan iman (semakin dewasa) dan bisa terjatuh dalam dosa (imannya semakin merosot).
Bagaimana kita bisa mengubah beban menjadi bekal ujian menjadi kemenangan dalam kehidupan kita:
1. Sikap yang bergembira dalam Tuhan (ayat 2).
Sikap orang percaya berbeda dengan orang-orang dunia dimana mereka gelisah, takut tetapi kita sebagai anak-anak Tuhan bisa bersukacita. Kalau ujian terjadi kita menganggapnya / menilainya dalam hidup kita, apa yang sedang dilakukan Allah bagi kita. Tatkala menghadapi ujian itu bisa mengubah hatinya bahwa semuanya itu terjadi untuk mendatangkan kebaikan. Contoh: Ayub oleh sebab itu dalam hidup ini kita harus belajar untuk mengucap syukur.
2. Pikiran yang mengerti (ayat 3).
Yang perlu kita mengerti ialah iman kita itu diperhadapkan dengan berbagai ujian dan apakah kita terus bertahan sampai pada akhirnya; ujian itu mendatangkan sesuatu yang baik (Roma 8:28), untuk mendewasakan rohani kita (Roma 5:3-4).
3. Menyerahkan kehendak kita kepada Tuhan (ayat 4).
Ketika Allah membentuk karakter kita seharusnya kita menyerahkan seluruh hidup kita kepadaNya. Contoh: Yusuf selama 13 tahun Allah membentuk imannya.
Kita harus mengambil langkah positif dalam ujian dengan sikap:
Bagaimana kita bisa mengubah beban menjadi bekal ujian menjadi kemenangan dalam kehidupan kita:
1. Sikap yang bergembira dalam Tuhan (ayat 2).
Sikap orang percaya berbeda dengan orang-orang dunia dimana mereka gelisah, takut tetapi kita sebagai anak-anak Tuhan bisa bersukacita. Kalau ujian terjadi kita menganggapnya / menilainya dalam hidup kita, apa yang sedang dilakukan Allah bagi kita. Tatkala menghadapi ujian itu bisa mengubah hatinya bahwa semuanya itu terjadi untuk mendatangkan kebaikan. Contoh: Ayub oleh sebab itu dalam hidup ini kita harus belajar untuk mengucap syukur.
2. Pikiran yang mengerti (ayat 3).
Yang perlu kita mengerti ialah iman kita itu diperhadapkan dengan berbagai ujian dan apakah kita terus bertahan sampai pada akhirnya; ujian itu mendatangkan sesuatu yang baik (Roma 8:28), untuk mendewasakan rohani kita (Roma 5:3-4).
3. Menyerahkan kehendak kita kepada Tuhan (ayat 4).
Ketika Allah membentuk karakter kita seharusnya kita menyerahkan seluruh hidup kita kepadaNya. Contoh: Yusuf selama 13 tahun Allah membentuk imannya.
Kita harus mengambil langkah positif dalam ujian dengan sikap:
- Bersukacita dalam Tuhan.
- Ujian diperhadapkan kepada kita bukan untuk mencelakakan kita tetapi untuk mendewasakan kita.
- Serahkan seluruh hidup kita kepadaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar