GIA Sby (Darmo Harapan Sore)
Minggu, 26 April 2009
Oleh: Bp. Ir. Andy Sutanto.
PERANAN TUHAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
(Yosua 9:3-21)
(Yosua 9:3-21)
Kitab Yosua termasuk dalam kitab sejarah. Kitab sejarah mempunyai suatu tujuan bagaimana melalui sebuah kejadian Tuhan sedang berbicara kepada umat-Nya. Yosua 9 berbicara bagaimana ada satu kelompok bangsa Kanaan yang disebut Gibeon itu berhasil lolos dari penumpasan orang Isarel.
Ayat kunci dari tema perenungan saat ini terdapat pada ayat 14, yaitu bahwa orang Israel tidak meminta keputusan / pertimbangan dari Tuhan ketika memutuskan mengikat perjanjian dengan orang Gibeon. Apakah keputusan yang diambil Yesus itu sesuatu yang salah atau benar? Alkitab tidak menjelaskan namun Alkitab mengatakan bahwa Yosua tidak meminta keputusan Tuhan. Tapi pada bagian ini tidak ada satu komentar lebih lanjut mengenai akibat dari keputusan Yosua tersebut. Ayat ini lebih bersifat teguran kepada Yosua dan pemimpin - pemimpin orang Israel. Dalam setiap langkah yang diambil oleh Yosua berkaitan dengan bangsa-bangsa yang ada tidak bisa diputuskan begitu saja. Kunci keberhasilan Israel terletak dalam ketaatan mereka terhadap perintah Tuhan. Orang-orang Gibeon tahu persis perintah yang ditunjukkan kepada Yosua bahwa suku-suku di Kanaan harus dimusnahkan, maka orang-orang Gibeon memakai akal untuk mengelabui bangsa Israel agar bangsa Israel mengikat perjanjian dengan orang-orang Gibeon, Ironisnya respon dari orang Israel mereka tidak meminta keputusan Tuhan.
Kita melihat dalam 1 Tawarikh 9:7; Ezra 2:43; Nehemia 3:26 dikatakan bahwa orang-orang Gibeon yang dijadikan budak bertahan begitu lama di dalam sejahterah Israel. Dan di dalam Yosua 9:27 dikatakan "...sampai sekarang. Suatu suku orang kafir tinggal begitu lama diantara orang Isreal. Pertanyaannya apakah pada saat Yosua meminta keputusan Tuhan maka hasilnya akan berbeda? Yosua 11:19-20 dikatakan Allah menjadikan hati orang-orang Amori Yebus dll menjadi keras. Yosua meminta ataupun tidak meminta keputusan Tuhan hasilnya tetap sama, karena rencana Allah tidak bisa di toleransi dan tidak ada dalam benak Allah rencana Alternatif. Jadi Yosua meminta atau tidak keputusan Tuhan orang Gibeon tetap diselamatkan/ diloloskan.
Keputusan Allah menyelamatkan orang Gibeon tidak ditentukan oleh sikap Yosua. Kalau demikian apa peranan manusia dalam mengambil keputusan? Peranan manusia hanya pada motivasi. Perbedaan orang percaya dan orang yang tidak percaya terletak pada motivasi.
Kedaulatan Alllah menetapkan bahwa orang Gibeon tidak dimusnakan oleh orang Israel. Tapi tanggung jawab Yosua karena tidak meminta keputusan Tuhan itu merupakan kesalahan, dan kita tidak bisa berkata toh nanti Tuhan memang mau menyelamatkan orang Gibeon jadi untuk apa meminta keputusan Tuhan. Dalam hal ini ada unsur anugrah, bagaimana orang Gibeon seharusnya dimusnahkan tapi anugrah Allah meluputkan mereka dari semua itu. Pertanyaannya apakah orang Gibeon diselamatkan? Alkitab tidak menjelaskan. Kita melihat cara Allah menyatakan kehendakNya dalam Perjanjian lama dan perjanjian baru itu berbeda. Dalam perjanjian lama mereka menerima pewahyuan langsung dari Allah. Allah menyatakan kehendakNya dengan cara-cara yang unik. Salah satunya yaitu menggunakan purim dan tumim yaitu 2 benda yang ditaruh dalam kantong baju efod dari seorang imam besar. Fungsinya kalau ingin mengetahui kehendak Allah yatu dengan purim dan tumim. Dua sisi lempengan yang satu sisi purim dan sisi yang lain tumim. Jika Purim dan tumim diambil jika kedua-duanya menunjukkan Purim berarti Tuhan tidak disetuju; Jika kedua-duanya tumim berarti Tuhan setuju. Jika satu purim dan satu tumim berarti tidak ada jawaban.
Saat ini dalam kehidupan kita untuk mengerti keputusan Allah harus ada 3 hal:- Firman Allah (Faktor objektif)
- Roh Kudus (Inspirasi, Iluminasi/pencerahan, aplikasi)
- Hati yang berserah
Ketiga faktor ini akan menjadi pagar setidaknya kita mengambil keputusan yang salah itu dicegah. Memahami kehendak Allah atau mengambil keputusan berkaitan erat dengan totalitas kehidupan Kristen sendiri biarlah setiap kita mengambil keputusan dalam pikiran kita bagaimana kita taat terhadap hukum-hukum Tuhan itulah arti keputusan yang melibatkan Tuhan.
Diringkas oleh: Pdm. Rian Waruwu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar