Minggu, 10 Mei 2015
MEMBERITAKAN INJIL DAN MENGINGAT ORANG-ORANG YANG MISKIN
(Galatia 2:1-10)
Oleh: Pdt. Timotius Hogiono
Berita Injil adalah berita sukacita karena injil Yesus Kristus yang memberi keselamatan. Dalam bagian Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini, Rasul Paulus menyampaikan tentang pergumulan yang dihadapinya dan juga jemaat Tuhan. Pergumulan itu yaitu tentang guru-guru palsu yang berusaha mengajarkan ajaran-ajaran palsu ditengah-tengah jemaat Tuhan. Dan masalah ini adalah masalah yang serius karena pengajar-pengajar palsu itu sedang mengajarkan injil yang lain dan berusaha menggeser kebanaran yang hakiki. Pergeseran pada injil Kristus adalah sesungguhnya adalah merendahkan karya Mulia, Agung Kristus diatas kayu salib. Ini adalah penghinaan terhadap Allah. Rasul Paulus melihat hal itu dalam jemaat Tuhan, dimana ada permurtatan dan pembelokan iman mereka yang dahulu setia pada kebenaran Kristus tetapi mereka meninggalkan kebenaran. Dan juga melihat tentang injil lain yang pada hakekatnya bukan injil. Melihat kondisi itu ia tetap memberitakan injil Kristus dengan setia dan taat sekaligus memperhatikan keberadaan orang-orang miskin. Ada beberapa alasan Rasul Paulus yaitu :
Hal yang pertama ia memberitakan injil dan memperhatikan orang-orang miskin di Yerusalem adalah karena penyataan Allah. Artinya Allah menyatakan kehendaknya kepada Rasul Paulus untuk memberitakan injil dan melayani mereka bersama dengan rekan sepelayanannya (ayat 1-2). Pemberitaan injil adalah kehendak Allah bukan kehendak manusia.
Yang kedua adalah karena kepercayaan Allah kepadanya. Artinya bahwa memang dalam jemaat Tuhan ada pengajar-pengajar palsu yang berusaha untuk menghadang kebebasan mereka dalam Kristus, tetapi ia tidak akan mundur dari kebenaran yang sejati namun ia tetap setia memberitakan injil Yesus Kristus. (Ayat 7).
Yang ke tiga adalah kekuatan Allah yang beserta dengan Rasul Paulus beserta rekan-rekannya. Ini berarti bahwa dalam pelayanan yang ia lakukan menyadari bahwa Allahlah yang memberikan kekuatan dalam berbagai macam kondisi yang dia alami. Tentu hal ini juga menjadi bagian kita bahwa Allahlah yang memberikan kekuatan bagi kita untuk setia dan melayani Dia.
Yang keempat adalah karena kasih karunia Allah sendiri. Artinya mereka bisa melayani Tuhan dengan memperhatikan dan mempedulikan orang-orang miskin itu pun juga kemurahan Tuhan. (Ayat 9-10). Kita telah diberi hidup oleh Tuhan tetapi hidup untuk melayani dan menikmati Dia. Sudahkah kita sebagai umat tebusan-Nya memberitakan injil dan memperhatikan dan memperdulikan orang-orang yang hidup dalam kesusahan?
Diringkas oleh: Pdt. Anugrah Laia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar