RENUNGAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 06 April 2015
DIA MEMUTUSKAN Yohanes 11:17-27
Ketika Walter Bouman, seorang guru besar seminari yang sudah pensiun, mengetahui bahwa kanker di tubuhnya sudah menyebar dan ia mungkin hanya punya waktu sembilan bulan untuk hidup, ia memikirkan banyak hal secara mendalam. Salah satu yang ia pikirkan adalah sindiran komedian Johnny Carson: "Memang benar bahwa beberapa hari setelah kamu meninggal dunia, rambut dan kukumu akan tetap tumbuh, tetapi telepon tidak akan berdering lagi." Ia menganggap bahwa humor itu merupakan tonikum yang bagus, tetapi ada sesuatu yang lebih dalam yang mengusik pikirannya.
Dalam kolom koran yang ditulis Bouman, ia menulis tentang sumber yang paling memberi semangat kepadanya: "Berita baik bagi orang kristiani adalah bahwa Yesus dari Nazaret telah bangkit dari kematian, dan maut tidak lagi berkuasa atas-Nya. Saya telah mempertaruhkan hidup saya, dan sekarang saya dipanggil untuk mempertaruhkan kematian saya, yaitu bahwa Yesus yang akan mengambil keputusan."
Dalam Yohanes 11, kita membaca tentang hal yang dikatakan Yesus kepada Marta, seorang sahabat dekat-Nya yang sedang berduka atas kematian saudara laki-lakinya. Dia berkata, "Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (ayat 25,26).
Untuk setiap "hari ini" yang diberikan kepada kita, dan untuk "hari esok" yang pasti akan datang, kita tidak perlu merasa takut. Yesus Kristus akan menyertai semua orang yang menaruh keper-cayaan kepada-Nya, dan Dia yang akan memutuskan hidup mati kita.
KARENA YESUS SUDAH BANGKIT DARI KEMATIAN, DIALAH YANG BERHAK MEMUTUSKAN ANTARA KEHIDUPAN DAN KEMATIANSumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2006/08/31
Selasa, 07 April 2015
HIDUP SETELAH KEMATIAN (Yohanes 11:1-44)
Bill, suami saya yang terkasih, meninggal karena kanker dalam usia 48 tahun. Pada suatu pagi yang masih diliputi kedukaan, saya membaca Yohanes 11, yang menceritakan bahwa Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian. Saya diteguhkan oleh dua kebenaran dalam perkataan Yesus kepada para muridNya dalam perjalanan ke kubur Lazarus.
Kebenaran pertama dinyatakan saat Yesus mengatakan Lazarus tertidur dan Dia akan membangunkannya (ayat 11-14). Murid-murid-Nya lalu berkata, "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Yesus menjawab, "Lazarus sudah mati." Dengan mengatakan Dia akan membangunkan Lazarus, saya yakin, Dia bermaksud mengajar mereka dengan lembut agar tidak takut terhadap kematian, dan menganggap kematian itu seperti tidur. Karena kuasa-Nya, membangkitkan seseorang dari kubur itu sama seperti membangunkan seseorang dari tidur.
Saya melihat kebenaran yang kedua dalam pernyataan Yesus kepada Marta, "Barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (ayat 25,26). Tentu saja orang-orang percaya tidak terhindar dari kematian fisik. Namun, Yesus berjanji mereka akan hidup selamanya. Sebagai 'kebangkitan dan hidup', kelak Dia akan "membangunkan" tubuh mereka. Kuasa-Nya untuk melakukan hal itu ditunjukkan saat Dia membangkitkan Lazarus (ayat 43,44).
Saat seseorang yang kita kasihi pergi untuk tinggal bersama Yesus, janji-janji ini memberikan penghiburan dan jaminan bagi kita.
KEMATIAN MEMISAHKAN KITA UNTUK SEMENTARA, KRISTUS AKAN MEMPERSATUKAN KEMBALI SELAMANYASumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/10/23
Rabu, 08 April 2015
TEMAN YANG TIDAK PERNAH MATI (Yohanes 11:1-27)
Seorang teman yang sering menulis surat kepada saya selalu membubuhkan kata-kata berikut di akhir suratnya: "Temanmu yang tidak akan pernah mati." Ia yakin bahwa imannya yang teguh dalam Kristus akan membuatnya tetap hidup sampai Yesus datang kembali. Ia mendasarkan keyakinannya itu pada interpretasi dari perkataan Yesus, "Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:26). Sudah lama saya tidak mendengar kabar darinya, saya rasa ia telah meninggal dunia. Bila memang benar demikian, berarti ia telah berada di surga dan mendapati bahwa pemahamannya terhadap ayat itu ternyata tidak tepat.
Ketika Yesus mengucapkan perkataan itu, dalam pikiran-Nya sudah ada dua macam kematian: secara fisik (terpisahnya jiwa dan roh dari tubuh) dan rohani (terpisah selamanya dari Allah). Sebelum kita menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi, kita semua "sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa" (Efesus 2:1). Namun, tatkala kita percaya kepada-Nya, kita pun hidup secara rohani. Yesus mengatakan bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya "sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup" (Yohanes 5:24). Ketika orang percaya meninggal dunia, hubungan mereka dengan Allah tidak terputus karena mereka tetap hidup secara rohani .
Kita yang mempercayai Kristus sebagai Juruselamat mendapatkan jaminan bahwa kita tidak akan mengalami perpisahan kekal dengan Allah. Dalam hal ini, kita dapat membubuhkan kata-kata "Temanmu yang tidak akan pernah mati" dalam surat kita.
DILAHIRKAN SEKALI, MATI DUA KALI. DILAHIRKAN DUA KALI, MATI SEKALISumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/1999/01/09
Kamis, 09 April 2015
KEMENANGAN ATAS MAUT (Yohanes 11:25-44)
Kematian mungkin akan memisahkan kita dari orang-orang yang kita cintai, tetapi bagi para pengikut Kristus perpisahan itu hanya sementara. Kebangkitan Yesus menjadi jaminan bagi kita bahwa seperti halnya kematian tidak dapat mengalahkan-Nya, demikian juga kematian tidak dapat merenggut untuk selamanya anak-anak, orangtua, teman-teman, dan rekan-rekan yang telah meninggalkan kita lebih dulu. Kebangkitan Kristus adalah dasar pengharapan kita.
Seorang pewarta Kabar Baik bernama D.L. Moody (1837-1899), menceritakan tentang seorang prajurit yang sedang berada dalam pertempuran Inkerman (Perang Crimean, 1854). Meski telah tertembak, ia masih mampu merangkak kembali ke tendanya. Ketika ditemukan kemudian, ia terbaring dengan wajah menelungkup, sedang Alkitabnya yang terbuka ada di hadapannya, dan tangannya menempel pada salah satu halaman yang sudah berlumuran dengan darahnya. Ketika tangannya diangkat, beberapa kata dari halaman itu tampak jelas terlihat. Demikianlah bunyi ayat yang masih terlihat itu: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25). Kata Moody, "Saya menginginkan agama seperti itu, yang dapat memberi penghiburan, bahkan dalam kematian, dan dapat mempersatukan saya kembali dengan orang-orang yang saya cintai. Betapa suram dan gelapnya dunia ini jika tidak ada ajaran tentang kebangkitan yang berkemenangan!"
Jika Anda sedang berduka, biarlah Anda dihiburkan oleh hal ini: Karena Yesus hidup, maka kita pun hidup!
KEBANGKITAN ADALAH JAWABAN YANG PENUH PENGHARAPAN DARI ALLAHATAS RATAP TANGIS KEPUTUSASAAN MANUSIA
Sumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2000/04/15
Jumat, 10 April 2015
HIDUP DUA KALI (Yohanes 11:17-26)
Di negara bagian Oregon, terdapat sebuah sungai kecil yang penuh dengan ikan forel bernama Sungai Riley. Nama itu diambil dari nama "Judge" Riley, seorang pemburu harta karun yang mencari emas di sana pada tahun 1800. Selama 40 tahun ia bekerja siang dan malam, tetapi ia tak pernah menemukan keberuntungan yang dicarinya.
Suatu pagi, rekannya menemukan suatu retakan bebatuan yang penuh emas di dekat perkemahan mereka. Ia pun segera berbalik dan berteriak, "Bangun, Riley! Kita kaya!" Akan tetapi, Riley tetap bergeming. Ia telah meninggal dalam tidurnya.
Kebanyakan orang juga hidup seperti Riley. Sepanjang hidup mereka bekerja untuk mencari nasib baik yang berupa kemakmuran atau kesenangan atau kebahagiaan, tetapi kemudian mereka meninggal. "Lalu mengapa kita terus seperti itu?" kita bertanya pada diri sendiri. Mengapa kita harus menghadapi rentetan kekecewaan yang tak ada habisnya di dunia, di mana kelak hidup setiap orang akan berakhir di bawah tanah? Semua tampaknya sia-sia.
Akan tetapi ada berita baik: Yesus yang telah mati kini bangkit kembali! Kebangkitan-Nya menjamin bahwa Allah akan membawa orang percaya dalam Kristus untuk bangkit dari kubur dan hidup selamanya (Yohanes 11:25,26). Kita tidak hanya hidup satu kali, melainkan dua kali! Kita hidup tidak hanya di dunia ini.
Itu berarti kita akan dapat menjalani sengsara yang ada sekarang ini. Kita dapat hidup dalam tubuh yang hancur dan rusak ini untuk sementara. Kita mampu menghadapi kesepian, sakit hati, dan penderitaan untuk sesaat. Kita tidak perlu "memiliki segalanya" dalam hidup ini. Ada kehidupan lain yang akan datang!.
ANDA DAPAT BERTAHAN MENGHADAPI SEGALA UJIAN KEHIDUPAN KARENA ADANYA SUKACITA KEHIDUPAN DI MASA YANG AKAN DATANGSumber : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2001/11/19
Sabtu, 11 April 2015
BUKAN TENTANG KITA (Yohanes 11)
Banyak orang kecewa karena pelayanannya “tidak berhasil” atau doanya “tidak dijawab Tuhan”. Mereka merasa sudah setia beribadah dan melayani, tetapi Tuhan tidak memperhatikan mereka, bahkan membiarkan mereka melalui banyak kesulitan. Apakah mereka kurang baik, kurang beriman, kurang dikasihi Tuhan?
Alkitab memberitahu kita bahwa Tuhan bertindak bukan berdasarkan apa yang kita lakukan. Memenuhi semua keinginan kita bukanlah tanda bahwa Dia lebih mengasihi kita. Lihat saja apa yang terjadi pada Marta, Maria, dan Lazarus, orang-orang yang dikasihi dan mengasihi Yesus (ayat 2, 5). Ketika Lazarus sakit, bukankah seharusnya Yesus cepat-cepat datang dan menyembuhkannya? Namun, prioritas Yesus adalah bagaimana situasi itu akan menyatakan kemuliaan Tuhan (ayat 4), bukan kesembuhan Lazarus, bukan pula perasaan Maria dan Marta. Manakah kesaksian yang lebih membuat Tuhan dikagumi dan dihormati: Lazarus yang sakit disembuhkan atau Lazarus yang mati dibangkitkan? Manakah yang pada akhirnya mendatangkan sukacita lebih besar kepada keluarga itu?
Ketika menghadapi situasi sulit, doa tidak dijawab, atau hasil pelayanan yang tak seperti harapan kita, janganlah buru-buru menuduh Tuhan kurang kasih, atau sebaliknya, menyalahkan diri karena kurang baik dan beriman. Mari bertanya pada Tuhan, apa rencana-Nya dan bagaimana Dia ingin kita berespons dalam situasi yang diizinkan-Nya. Hidup ini bukan tentang kita, tetapi tentang Tuhan. Mohonlah Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya, sebesar-besarnya, melalui hidup kita, sekalipun itu berarti kita harus menjalani ketidaknyamanan.
TUHAN, PERMULIAKANLAH NAMA-MU MELALUI HIDUPKU, BAHKAN JIKA ITU BERARTI KESULITAN HARUS KUTEMPUH.Sumber : http://www.renunganharian.net/2012/25-agustus/355-bukan-tentang-kita.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar