Minggu, 13 September 2015
BERTOLONG-TOLONGLAH MENANGGUNG BEBAN (Galatia 6:1-5)
Oleh: Pdt. Linda Bustan
Dalam bagian surat ini tentu tidak bisa dipisahkan dari ayat sebelumnya. Rasul Paulus telah menyampaikan bahwa orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan mengalami perubahan. Perubahan yang mereka alami itu dikerjakan oleh Roh Kudus yang telah memimpin dan yang memenuhi mereka dan akan menghasilkan buah Roh. Buah Roh itu dikerjakan oleh Roh dalam diri orang percaya.
Dalam bagian ini Rasul Paulus menasehati orang-orang percaya di Galatia agar diantara mereka menujukkan hidup yang dipimpin, dipenuhi oleh Roh. Sikap hidup yang dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus berbeda dengan sikap legalisme. Sikap orang yang dikuasai dan dipimpin oleh Roh Kudus adalah mereka saling menolong antara satu dengan yang lain. Dimana yang imannya kuat akan menolong saudara-saudaranya yang masih lemah imannya.
Hal itu diwujud nyatakan dalam kesediaannya untuk menanggung beban yang lemah imannya. Hidup saling menolong ini yang seharusnya diwujud nyatakan di antara mereka dan itu harus dilakukan dengan penuh kesabaran, dan dengan penuh kelemahlembutan dan bukan menghakimi saudara-saudaranya yang mungkin kedapatan melakukan pelanggaran. Tetapi orang yang dipimpin oleh Roh atau yang dewasa rohaninya manakala ia menemukan saudara-saudaranya yang tergelincir dan jatuh dalam pelanggaran dan dosa maka seharusnya ia akan memimpinnya ke jalan yang benar, sehingga orang yang jatuh dalam dosa tadi sadar dan dipulihkan sehingga kembali hidup dalam kebenaran. Hukum kasih Kristus merupakan pola hidup anak-anak Allah dalam kerajaan-Nya di dunia. Artinya ketika seseorang menemukan saudara seiman jatuh dalam dosa atau beban berat hal ini tidak serta merta membuat kita mengucilkan atau memusuhinya, tanpa adanya kepedulian dan kasih terhadapnya. Sebaliknya kejatuhannya adalah kesedihan dan beban kita untuk memperhatikan dan menolongnya, sehingga ia dapat memperoleh pemulihan dan pertumbuhan rohani seperti yang dikehendaki Kristus. Memang umumnya manusia bukannya menolong mereka yang jatuh dalam pelanggaran tetapi sebaliknya mencibir, mencela,menghakimi mereka. Sikap yang demikian kiranya dijauhkan dari setiap kita Karena itu bukanlah panggilan kita, panggilan kita adalah berusaha untuk memimpin saudara-saudara kita yang jatuh dalam pelanggaran kejalan yang benar.
Orang yang telah bertumbuh dan dewasa dalam imannya maka ia bertanggung jawab untuk menolong mereka yang lemah imannya. Orang yang hidup dalam Kristus akan menegakkan kedisplinan tanpa kehilangan kasih dan memberikan kasih tanpa menghilangkan kedisiplinan. Orang yang dipimpin oleh Roh bukan meninggikan dirinya diatas pelanggaran orang lain. Orang yang dipenuhi oleh Roh tidak merasa hebat dari yang lain akan tetapi selalu mawas diri. Sementara orang yang telah menolong perlu menyadari bahwa ia sendiripun juga memiliki keterbatasan-keterbatasan, oleh karena itu maka ia harus waspada agar dia sendiri tidak jatuh. Apakah yang kita lakukan sebagai orang percaya kepada Kristus manakala kita menemukan saudara seiman jatuh dalam pelanggaran? Dan Bagaimana sikap kita sebagai orang percaya dalam memenuhi hukum Kristus serta dalam menilai diri kita dan orang lain? Hal perlu kita renungkan dan jawab dalam hidup kita sebagai orang percaya. Tuhan memberkati. Amin
Diringkas oleh: Pdt. Anugrah Laia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar