Mimbar Gereja u/Warta 13 September 2015

GIA Sby (Koblen Tengah)
Minggu, 06 September 2015
HIDUP MENURUT ROH (Galatia 5:24-26)
Oleh: Pdt. Timotius Hogiono


Galatia pasal 5 memberikan penjelasan bahwa barangsiapa dibenarkan oleh iman, adalah orang-orang yang mengalami kemerdekaan rohani. Paulus juga menambahkan penjelasan tentang ciri khas dari kemerdekaan itu yang dapat terjadi bilamana hidup menurut Roh. Apa yang harus kita perbuat untuk menjaga supaya perbuatan daging yang mengancam kemerdekaan kita semakin berkurang dan kita dapat hidup menurut Roh ?

  1. Kita harus menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (ayat 24). Dalam ayat ini, kitalah yang secara aktif dengan pimpinan Roh Kudus, harus melakukan penyaliban itu. Kalau kita tidak melakukannya maka buah-buah Roh akan terhalang dalam pertumbuhannya. Pada zaman Tuhan Yesus, hanya penjahat-penjahat yang dihukum mati yang disuruh memikul salibnya sampai pada tempat pelaksanaan hukuman mati itu. Paulus juga berkata, bahwa setiap dari pengikut Kristus harus melakukan persis seperti penjahat-penjahat yang dihukum mati, yaitu memikul salib sampai tetes darah terakhir yang adalah esksekusi penyaliban itu. Dengan kata lain kita harus memakukan daging kita di kayu salib. 
  2. Kita harus hidup oleh Roh (ayat 25). Dalam ayat 16, Paulus memakai  istilah “hidup oleh Roh”, terjemahan lama menggunakan kata “berjalan dengan Roh”. Dalam ayat 18 dipakai istilah “dipimpin oleh Roh”, dan  dalam ayat 25 ini, memakai istilah “hidup oleh Roh”. Hidup oleh Roh berarti kita harus berhubungan didalam hidup kita dengan kuasa Roh Kudus  yang senantiasa memimpin jalan hidup kita. Berhubungan disini berarti Roh Kuduslan yang mengambil inisiatif dan bekerja untuk mencapai tujuan,  namun secara aktif kitapun juga harus berusaha untuk berjalan dan hidup pada jalan yang  benar seperti yang telah  ditunjukkan Roh Kudus kepada kita. 
  3. Kita harus memiliki hubungan yang baru dengan sesama, dan tidak boleh memiliki sikap yang salah terhadap mereka (ayat 26). Hal ini tidak berarti bahwa kita sendiri akan menganggap diri semakin rohani,  tetapi justru sebaliknya orang yang hidup dipimpin Roh kudus tidak bertepuk  dada atas kerohaniannya sendiri. Salah satu sikap yang salah terhadap sesama adalah “gila hormat”, yang berarti “sombong dan angkuh”, Hal ini bisa mengakibatkan bahwa kita dapat saling menantang dan saling mendengki. Orang yang gila hormat selalu menjaga superioritasnya atas orang-orang lain. 

Sebagai orang beriman yang mau hidup didalam kehendakNya, Marilah  hidup kita senantiasa berjalan didalam kebenaran FirmanNya yang membawa kita kepada kemerdekaan sejati, karena  kita telah diterangi dan hidup didalam kuasa pimpinan Roh Kudus. Amin. 

Diringkas oleh: Pdt. Susi Raswati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar