Cover Warta Jemaat 05 Juli 2015

1697 / WG / VII / 2015
Minggu, 05 Juli  2015
Tahun XLVI

BERHAK MENERIMA JANJI ALLAH
Dan Jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah" (Galatia 3:29)

Sudah sering kita katakan, sebagai anak-anak Tuhan yang hidup di zaman ini, kita diperhadapkan dengan tantangan yang teramat berat. Di satu pihak, kita dihadapkan dengan tipu daya iblis yang selalu berusaha merusak iman orang percaya. Di lain pihak, kita dihadapkan dengan dunia dengan segala kemewahannya, yang seringkali membangkitkan keinginan daging kita, untuk bisa memilikinya, meskipun hal itu melanggar aturan Tuhan.
Oleh sebab itu, kita tidak terlalu terkejut bila mendengar atau mengetahui, ada anak-anak Tuhan yang dengan gampang menjual imannya, demi memenuhi keinginan hatinya. Jangan katakan bahwa kita sudah jadi Kristen puluhan tahun; sudah melayani pekerjaan Tuhan puluhan tahun; sudah terima doa kelepasan, lalu kita mampu menghadapi tantangan-tantangan itu. Hanya setiap kita yang punya keyakinan iman sekuat baja dan pandangan mata yang terutama sekali hanya tertuju pada janji-janji Allah, meskipun kita masih terlihat kemewahan dunia ini, orang-orang yang demikian inilah yang akan sanggup menghadapi tantangan dunia ini.
Alkitab mencatat apa yang pernah terjadi dalam kehidupan Esau dan Yakub dalam perjanjiian lama. Setelah keduanya dewasa, Esau lebih suka berburu dipadang, dan Yakub lebih senang tinggal di kemah bersama orang tuanya. Pada suatu hari Esau kembali dari berburu dan merasa lapar. Ia melihat Yakub sedang memasak kacang merah, lalu berkatalah Esau kepada Yakub: “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari kacang merah itu, karena aku lelah.” (Kejadian 25:30). Dasar Yakub, sesuai dengan namanya si penipu, mendapat kesempatan untuk menipu Esau dengan berkata: “Jualah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.” Sahut Esau: “sebentar lagi aku akan mati, apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?” (Kejadian 25:31-32). 
Disini kita melihat bahwa Esau tidak menghargai hak kesulunganNya, asalkan keinginan hatinya terpenuhi, dia tidak peduli. Sekarang ini pun, banyak orang Kristen tidak menghadapi hak kesulungan (Janji-janji Allah). Mereka dengan gampang menukar janji-janji Allah itu dengan sesuatu yang fana.   INGAT! KETIKA KELAK KITA MEMERLUKAN JANJI-JANJI ALLAH ITU DENGAN MENANGISPUN TIDAK AKAN KITA DAPATI LAGI. SEBAB TELAH KITA JUAL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar