RENUNGAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 10 November 2014
BANGKIT DALAM KEMULIAAN (1 Korintus 15:42-49)
Bertahun-tahun lalu, saya mendengar kisah tentang seorang lelaki yang sedang mencari bunga untuk ditanam saat musim semi. Di sebuah rumah kaca, ia memilih krisantemum emas yang penuh bunga bermekaran. Satu hal yang membuatnya heran, tanaman itu tersembunyi di sudut ruangan dan ditanam di sebuah ember tua yang penyok serta berkarat.
"Andai bunga ini milikku," katanya pada diri sendiri, "aku akan menaruhnya di pot cantik dan memamerkannya dengan bangga! Mengapa bunga ini terpenjara di ember, di tempat tersembunyi seperti ini?"
Ketika ia menanyakannya, sang pemilik menjelaskan, "Oh, saya memang menyemaikan tanaman itu di ember tua sampai bunganya mekar. Namun, itu hanya untuk sementara. Saya akan segera memindahkannya ke kebun saya."
Lelaki itu tertawa dan membayangkan pemandangan seperti ini di surga, "Ada satu jiwa yang cantik," begitu Allah akan berkata, "hasil dari kasih setia dan anugerah-Ku. Sekarang jiwa itu terpenjara dalam tubuh yang rusak dan tidak dikenal, tetapi sebentar lagi, ia akan tumbuh tinggi dan cantik dalam taman-Ku!"
Mungkin sekarang kita "ditanam" di wadah yang penyok serta rusak untuk sementara waktu, dan di situ Tuhan mempercantik jiwa kita. Namun, "sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang surgawi" (1 Kor. 15:49). Kemudian, Dia akan memajang pekerjaan tangan-Nya dan keindahan kita agar dapat dilihat semua orang. Inilah jaminan dan sukacita kita. (DHR)
SEMENTARA ALLAH MENYIAPKAN SEBUAH TEMPAT BAGI KITA, DIA MENYIAPKAN KITA UNTUK MENEMPATINYA.
Selasa, 11 November 2014
KEBANGKITAN TUBUH ROHANI. (1Korintus 15:35-50)
Masih ada orang yang belum memahami tentang arti kebangkitan orang mati. Persoalannya, apa substansi tubuh kebangkitan itu. Andai saja orang mati tenggelam di laut, jatuh dari pesawat terbang, atau terbakar api, bukankah tubuh mereka akan rusak, tak berbentuk bahkan terpecah-pecah? Akankah tubuh mereka dibangkitkan tidak sempurna? Mengerikan! Tetapi 'bodoh' orang yang berandai-andai demikian.
Untuk menjawab kebingungan jemaat tentang kebangkitan, Paulus menjelaskan bahwa kebangkitan orang mati yang adalah kebangkitan tubuh rohaniah dari kematian tubuh alamiah, harus dipandang dari dua sudut yang berbeda. Pertama, Paulus menjelaskan dengan perumpamaan. Kebangkitan tubuh rohaniah diibaratkan seumpama menabur biji, tetapi yang tumbuh adalah tubuh tanaman. Tubuh duniawi, tubuh sorgawi, matahari, bulan, bintang-bintang mempunyai kemuliaan masing-masing yang berbeda. Daging manusia lain dari daging binatang. Kebangkitan orang mati ditabur dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditabur dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditabur dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan; yang ditabur tubuh alamiah, yang dibangkitkan tubuh rohaniah (ayat 35-44). Kedua, Paulus menggunakan analogi. Tubuh alamiah analog dengan Adam pertama yang berasal dari debu tanah, bersifat jasmaniah, menjadi makhluk hidup. Tubuh rohaniah analog dengan Adam terakhir yang berasal dari sorga: bersifat rohaniah, menjadi roh yang menghidupkan. Kita telah memakai rupa dari yang alamiah, kita juga akan memakai rupa dari yang sorgawi, yaitu tubuh rohaniah (ayat 45-49).
Memahami bahwa yang akan binasa, daging dan darah tidak mendapat bagian dalam yang tidak akan binasa yaitu Kerajaan Allah (ayat 50), seyogyanya kita menjadi manusia baru di dalam Kristus Yesus.
TAK PERLU TAKUT KARENA MESKI TUBUH ALAMIAH AKAN MATI, TETAPI TUBUH SORGAWI AKAN DIBANGKITKAN BERSAMA KRISTUS.Rabu, 12 November 2014
PLUS ULTRA (1 Korintus 15:35-58)
Uang logam Spanyol sebelum 1492 menunjukkan Selat Gibraltar dengan tulisan berbahasa Latin Ne plus ultra tidak ada apa-apa lagi di luar sana. Namun, sesudah Columbus kembali dari perjalanannya menemukan Benua Amerika, mereka menerbitkan uang logam baru, dan tulisannya berbunyi Plus ultra masih ada banyak hal lain di luar sana.
Ketika Yesus Kristus mati di kayu salib dan dikuburkan, boleh jadi para murid berpikir, selesailah sudah perjuangan mereka. Tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan setelah Guru mereka meninggal. Namun, saat Dia bangkit kembali dari antara orang mati dan berulang-ulang menampakkan diri pada mereka, tak ayal cara pandang dan pengharapan mereka berubah. Kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa kematian bukanlah titik akhir. Paulus menggambarkan kematian sebagai saat ketika “yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati” (ay. 53). Melampaui kematian, ada kehidupan yang lebih mulia dan lebih berlimpah. Maut tidak lagi berkuasa (ay. 54-55), sedangkan kehidupan kekal berlangsung selamanya. Oleh kemenangan-Nya atas maut, perjuangan mereka dalam kehidupan saat ini tidak sia-sia (ay. 58).
Hari ini kita merayakan Minggu Kebangkitan. Kita dapat memandang Juru Selamat yang telah bangkit. Hati kita dapat berpaut pada pengharapan akan kehidupan kekal itu. Hidup kita saat ini bukan perjalanan yang sia-sia dan, sesudah kematian pun, masih ada kehidupan yang lebih mulia!. (ARS)
DI LUAR KRISTUS, KEMATIAN ADALAH TITIK AKHIR YANG MENGGENTARKAN.DI DALAM KRISTUS, KEMATIAN ADALAH PINTU GERBANG MENUJU HIDUP BARU.
Kamis, 13 November 2014
KEMULIAAN TUBUH KEBANGKITAN (1 Korintus 15:35-58)
Paulus mengajak orang Korintus untuk berpikir bijaksana dalam mempelajari kebenaran. Ada orang-orang yang kesulitan untuk mengerti bagaimana seseorang bisa dibangkitkan, dan dengan tubuh seperti apa mereka akan dibangkitkan.
"Hai orang bodoh!" (36) merupakan teguran yang keras, bukan untuk menghina melainkan mengajak mereka membuka wawasan berpikir yang sangat sempit tentang kemahakuasaan Tuhan dalam dunia ciptaan. Analogi yang Paulus berikan diharap dapat membuka pengertian mereka yang sempit (35-38).
Kemuliaan tubuh sorgawi lebih dari tubuh duniawi (40). Tubuh alamiah kita seiring berjalannya waktu akan semakin lemah, manusia lahiriah kita akan semakin merosot. Sedangkan manusia batiniah, yang menjadi persiapan tubuh yang tidak kelihatan itu, bersifat mulia (42-44). Sebagaimana kita mengambil rupa Adam ditaburkan dalam tubuh alamiah kita juga akan memakai rupa dari yang sorgawi, yaitu Kristus sendiri. Jadi meskipun tubuh fisik kita semakin rusak, kehidupan rohani kita boleh terus diperbarui (45-49). Yang menjadi pengharapan kita pada akhir zaman adalah bahwa kita kelak pada kebangkitan akan memakai rupa dari yang sorgawi (49). Paulus juga mengatakan, bahwa sesungguhnya kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semua akan diubah dalam sekejap mata pada waktu bunyi nafiri yang terakhir (51-52).
Maut dikalahkan sebagai musuh terakhir. Maut telah ditelan oleh kemenangan (54). "Sengat maut adalah dosa", maut adalah di mana Tuhan tidak hadir dalam hidup seseorang, dan ketika seseorang berdosa, ia sedang mencicipi maut. Ia tidak dalam bahaya hilang dari hadirat Tuhan (55-56).
Pengharapan ini semestinya mendorong kita untuk lebih giat dalam melayani Tuhan. Alkitab menegaskan bahwa kita harus berjaga-jaga (menjaga kualitas hidup kristen yang beriman), mengembangkan talenta (sebagai tuntutan untuk memberikan yang terbaik) untuk menyambut kedatangan kembali Sang Tuan.
TUHAN YESUS AKAN DATANG, MAKA KITA HARUS SEMAKIN BERGIAT DALAM PEKERJAAN TUHANJumat, 14 November 2014
ALLAH ITU BESAR! (Mazmur 86)
"Hanya Allah yang besar." Itulah pernyataan khidmat yang tak disangka-sangka diucapkan oleh Jean Baptiste Massillon saat ia memulai khotbahnya dalam upacara pemakaman Raja Louis XIV.
Raja Louis XIV yang senang disamakan dengan Louis Agung itu, telah memerintah Perancis dari tahun 1643 sampai 1715 dengan kekuasaan mutlak dan kejayaan yang luar biasa. Upacara pemakamannya diadakan di sebuah katedral yang sangat megah, yang hanya diterangi oleh sebuah lilin yang diletakkan di samping peti jenazah. Ketika tiba waktunya bagi Massillon untuk berbicara, ia mengambil lilin itu dan memadamkannya. Kemudian ia memecah keheningan dengan berkata, "Hanya Allah yang besar."
Kita pasti mengenal dan mengagumi beberapa orang yang telah dianggap sebagai pemikir besar, ilmuwan besar, penemu besar, dan orang-orang sukses di bidang usaha masing-masing-masing. Dalam beberapa hal mereka memang lebih hebat dari orang-orang biasa seperti kita., tetapi mereka juga mempunyai kebutuhan yang sama seperti kita. Mereka mengalami sakit dan penderitaan. Mereka mengalami kegalauan pikiran dan kekosongan hati. Mereka tak dapat mengelak dari kematian atau menjamin kehidupan mereka setelah mati.
Hanya Allah yang sungguh besar sehingga Dia sanggup memenuhi semua kebutuhan kita, mengampuni segala dosa kita, bahkan membawa kita melintasi lembah kematian yang kelam menuju hidup kekal, untuk bersama Dia selamanya. Dengan demikian, kita dapat berkata sama seperti pemazmur, "Engkau besar . Engkau sendiri saja Allah" (Mazmur 86:10). (VCG)
DARI SEGALA HAL-HAL BAIK YANG HAMPA DI DUNIA INI, ALLAH-LAH YANG MAHABESAR Sabtu, 15 November 2014
ALLAH YANG MISTERIUS (Hakim-hakim 13:15-23)
Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita membaca bahwa seseorang yang misterius dan mengagumkan mengunjungi Manoah beserta istrinya (orangtua Simson). Ketika Manoah bertanya, "Siapakah nama-Mu?" sang pengunjung tidak memberikan jawaban langsung, tetapi "naik ... dalam nyala api mezbah itu" (Hakim-hakim 13:17-20). Kemudian sadarlah Manoah bahwa ia telah melihat Allah dalam rupa manusia.
Siapakah yang dapat memahami Allah seperti ini yaitu Allah yang menuliskan 3-miliar-huruf kode peranti lunak pada molekul DNA dalam setiap sel manusia? Siapakah yang sanggup memahami sepenuhnya tentang Allah yang mengetahui segala sesuatu, bahkan pikiran-pikiran dalam benak kita? Namun, banyak orang kudus dalam Perjanjian Lama yang mengenal dan mengasihi Allah yang hebat itu. Mereka mengalami sukacita oleh anugerah dan pengampunan-Nya, sekalipun mereka tidak sepenuhnya memahami bagaimana Allah yang kudus dapat mengampuni dosa-dosa mereka.
Sebagai orang kristiani, kita pun berdiri dengan penuh kekaguman di hadapan kemuliaan dan misteri dari Allah yang tak terselami itu. Namun kita mendapatkan keuntungan besar karena kita melihat Allah dinyatakan di dalam Yesus, yang berkata, "Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9). Dan ketika Yesus tergantung di kayu salib, Dia menyatakan belas kasih dan cinta Allah, karena Dia mati di sana untuk kita.
Sebuah misteri? Ya. Namun betapa mengagumkannya bahwa kita dapat memahami kasih dari Allah yang tidak dapat diselami itu! (HVL)
MEMAHAMI ALLAH ADALAH SESUATU YANG MUSTAHIL. MENYEMBAH DIA ADALAH SUATU KEHARUSAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar