Renungan Harian 12 - 17 Mei 2014

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 12 Mei 2014
MEMBANGUN JEMAAT (1 Korintus 3:10-23)
Dewasa ini ada banyak parameter yang dipakai orang untuk melihat keberhasilan dalam membangun jemaat. Megachurch-jemaat yang berjumlah ribuan serta musik dan audio visual dalam ibadah adalah gambaran tentang jemaat yang berhasil.
Melalui perikop ini, Paulus ingin menegaskan mengenai apa yang seharusnya menjadi dasar utama dan satu-satunya dalam membangun jemaat (10-11). Ia sekaligus ingin menegaskan pengkontrasan antar apa yang dibanggakan oleh orang-orang Korintus tentang hikmat. Di sinilah terlihat konsistensi Paulus yang sejak awal, yang selalu menekankan pada salib Kristus dan Injil sebagai pusat pemberitaannya. Selanjutnya Paulus memberi penjelasan bahwa di atas dasar yang kokoh itu pembangunan harus berlanjut terus menerus.
Dasar saja belumlah cukup. Lalu persoalannya, bahan apa yang akan digunakan di atas dasar itu (13). Kualitas dari bahan yang digunakan dalam membangun jemaat suatu saat akan teruji, yaitu pada hari Tuhan itu semua. Di sinilah kita belajar tentang pentingnya membangun jemaat dengan firman Tuhan yang kokoh. Firman itulah yang akan menolong orang dalam menghadapi gempuran filosofi dunia yang mungkin harus dihadapi tiap hari.
Sebagai pemimpin jemaat, sebagaimana konteks dimana Paulus berbicara (18-20), penting untuk memperhatikan "bahan" apa yang kita pakai untuk membangun jemaat. Hikmat dunia dan termasuk berbagai apa yang ada di dalamnya adalah kebodohan di hadapan Allah. Alkitab sudah banyak memberikan teladan dan peringatan bahwa jika kita ikut-ikutan dengan dunia maka kita akan mengalami perpecahan dan kehancuran.
Apa yang disampaikan Paulus biarlah mengingatkan kita bahwa zaman boleh saja berubah, tetapi metode dan cara dalam menyampaikan kebenaran bisa saja diakomodir. Hanya saja, perlu kita camkan baik-baik bahwa isi berita yang kita sampaikan jangan pernah bergeser. 
Hanya salib Kristus dan firman-Nya saja yang menjadi dasar dan bahan dalam membangun jemaat dan kehidupan kita secara pribadi.

Selasa, 13 Mei 2014
MENTALITAS KONSUMEN (1Korintus 3:5-15)
Saya memiliki kegemaran membaca dan juga suka membeli buku. Akan tetapi, saya tidak suka apabila pihak penerbit menganggap saya sebagai "konsumen". Kata consume dapat bermakna "menghilangkan sama sekali" atau "membuang-buang". Definisi ini mengingatkan kita akan kebakaran hutan yang melahap berhektar-hektar tanaman, kemudian meninggalkan sisa pepohonan dan rumah yang hangus. Pada saat kita membaca buku, kita tidak mengonsumsi buku dalam artian seperti itu, karena buku tersebut tidak akan habis setelah kita baca. Yang terjadi sebenarnya sangatlah berlawanan. Buku menjadi bagian dari diri kita dan mengubah kita.
Hal ini terutama berlaku bagi Alkitab. Apabila kata-kata dari Kitab Suci tinggal di dalam diri kita, kata-kata tersebut akan menjaga kita dari dosa yang menghancurkan (Mazmur 119:11). Yesus mengatakan bahwa apabila firman-Nya tinggal dalam kita, maka kita akan berbuah banyak (Yohanes 15:5-8). Dengan kata lain, kita akan menjadi pembuat, bukan konsumen; pemberi, bukan penerima.
Rasul Paulus menunjuk orang kristiani sebagai "kawan sekerja Allah" (1 Korintus 3:9), yaitu orang-orang yang akan mendirikan bangunan yang tidak dapat "dikonsumsi" habis ketika melewati api penghakiman Allah (ayat 13-15). Selanjutnya, ia mendorong para pembaca untuk menggunakan berbagai karunia yang dapat membangun jemaat (14:12).
Sebagai orang kristiani, kiranya kita dikenal, bukan karena barang-barang yang kita konsumsi, melainkan karena buah-buah baik yang kita hasilkan. (JAL)
KEHIDUPAN YANG TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI AKAN MENGHASILKAN TUAIAN YANG KEKAL

Rabu, 14 Mei 2014
SIAPAKAH PENDIRI RUMAH ANDA? (1Korintus 3: 5-23)
Gedung S.C. Johnson & Son di Racine, Wisconsin, disebut sebagai "arsitektur termegah abad-20 di Amerika." "Ruang Kerja Agung" seluas setengah hektar dalam gedung itu mempunyai langit-langit tiga tingkat beratap kaca yang memantulkan permainan cahaya dan bayangan yang indah.
Meskipun dimasukkan dalam Daftar Nasional Bangunan Bersejarah, sebenarnya Gedung Johnson itu merupakan tempat kerja yang jauh dari ideal. Pipa-pipa kaca yang menghasilkan cahaya yang menakjubkan itu juga berfungsi sebagai perangkap tikus yang tidak diharapkan. Ruang Kerja Agung itu sangat besar dan tinggi sehingga para pekerja masih dapat mendengar semua percakapan dari jarak kurang lebih 30 meter. Air merembes melalui atap datar yang luas, dan embun menetes dari pipa-pipa kaca.
Dapatkah kita membangun "rumah" yang kelihatannya hebat tetapi rusak dan sangat tidak praktis? Hal itu dapat terjadi dalam hidup kita bila kita membangunnya menurut ide-ide kita sendiri, bukan berdasarkan Firman Allah. Perasaan moral kita yang menyimpang akan menjadi dasar yang miring. Ketidakpedulian akan kehidupan rohani dapat merusakkan rumah kita. Keegoisan kita membuat lubang-lubang besar yang dapat digunakan sebagai pintu masuk bagi musuh.
"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya" (Mazmur 127:1). Biarlah Dia membangun rumah kehidupan Anda, maka yakinlah bahwa rumah itu terbangun dengan baik! [DCE]
DENGAN ALLAH SEBAGAI AHLI BANGUNAN DAN FIRMAN-NYA SEBAGAI PEDOMAN
HIDUP ANDA AKAN DIBANGUN DI ATAS DASAR YANG KUAT

Kamis, 15 Mei 2014
PANTAS MENDAPAT UPAH (1Korintus 3:9-15)
Seorang rekan kerja saya bercerita bahwa suatu saat ketika ia sedang berjalan-jalan di dekat rumahnya, ia memperhatikan sejumlah goresan tulisan di trotoar yang berbunyi: "A. Anderson, 1903." Nama dan tanggal tersebut digoreskan pada beton, untuk menunjukkan tahun pembuatan dan nama orang yang mengerjakan trotoar tersebut.
Jika kontraktor tersebut masih hidup, ia pasti bangga terhadap hasil kerjanya. Beton tersebut tidak retak setelah bertahun-tahun. Beton tersebut telah bertahan terhadap ujian waktu, dan tidak mempermalukan A. Anderson, pria yang mempertaruhkan reputasinya di atas hasil karyanya itu.
Sebagai orang Kristen, semua hal yang kita perbuat juga membawa nama kita. Suatu hari kelak, semua pekerjaan kita akan diuji, dan kita akan menerima pujian dan upah (1Korintus 3:14) atau mengalami penyesalan dan kerugian (ayat 15). Bagaimana kita dapat memastikan bahwa pelayanan kita bagi Kristus benar-benar tahan uji? Satu-satunya cara untuk memastikan bahwa kita sedang membangun sesuatu yang bertahan hingga dalam kekekalan adalah dengan membangun di atas dasar yang telah diletakkan, yakni Kristus (ayat 11) dan menanggung segala perkara di dalam Kristus yang memberi kekuatan kepada kita (Filipi 4:13).
Saat Anda melayani Tuhan pada hari ini, ingatlah fakta penting berikut: Pekerjaan yang pantas mendapat upah adalah pekerjaan yang tahan uji. (RWD)
KESELAMATAN BERGANTUNG PADA APA YANG KRISTUS PERBUAT BAGI KITA
UPAH BERGANTUNG PADA APA YANG KITA PERBUAT BAGI-NYA

Jumat, 16 Mei 2014
JANGAN PAKAI AKAR BILA ROTAN TAK ADA. (1Korintus 3:10-17)
Mengapa? Menurut beberapa orang, karena dalam peribahasa "tak ada rotan akar pun jadi" tersirat bahwa kualitas adalah nomor dua. Seharusnya, bila tak ada rotan langkah yang diambil adalah entah cari rotan ke sumber lain atau rekayasakan bahan alternatif yang sebaik rotan, atau bahkan lebih baik, supaya mutu produk hasil tidak berkurang.
Kini Paulus menggunakan metafora pendirian suatu bangunan (mulai dari 9, "bangunan Allah"). Dalam konteks jemaat Korintus, Paulus menjelaskan bahwa dengan karunia Allah, dirinya telah meletakkan dasar jemaat (ayat 10) yang adalah Kristus (ayat 11). Karena itu, Paulus memperingatkan mereka yang sedang membangun jemaat Korintus (tidak termasuk Apolos, bdk. 16:12) di atas dasar itu untuk berhati-hati: jangan membangun jemaat dengan hal-hal yang tidak tahan uji oleh api (ayat 12). Atau, dengan mengikuti nas sebelumnya, jangan dengan pengajaran dan tindakan jerami hikmat manusia (ayat 2:4-5,13), tetapi dengan pemberitaan hikmat Allah. Ketahanujian inilah yang akan menentukan upah seorang pelayan (ayat 14,15; tetapi bukan keselamatannya!). Sebagai penegasan, Paulus juga menyatakan bahwa jemaat setempat di Korintus adalah bait Allah dan Allah akan membinasakan orang yang membinasakan bait-Nya (ayat 16,17).
Keprihatinan Paulus adalah jemaat lokal harus dibangun konsisten dengan dasarnya yang adalah Kristus. Kehidupan jemaat harus rohani, yaitu berbeda radikal dengan dunia. Perselisihan dan arogansi adalah tanda dari hikmat duniawi; tanda bahwa kontribusi Kristen kepada bangunan kehidupan jemaat tidak tahan uji. Bahkan, kekeraskepalaan untuk terus hidup duniawi dapat bermuara pada penghakiman karena meniadakan fungsi jemaat sebagai bait Allah: menghadirkan kesaksian Roh akan kasih karunia Allah bagi sekitar.
Doakan dan gumulkan terus jemaat tempat Anda bergereja, agar terus bertumbuh dan hidup tahan uji sebagai representasi Allah di sekitar jemaat Anda.

Sabtu, 17 Mei 2014
PEKERJAAN YANG TAK AKAN MUSNAH (1Korintus 3:9-15)
Ayah mertua saya melewatkan 30 tahun dalam hidupnya untuk membantu masyarakat dalam bidang kesehatan. Ketika pulang ke surga pada usia 76, ia meninggalkan ruangan yang penuh arsip dan dinding yang penuh penghargaan.
Ketika tiba saatnya untuk membersihkan ruang "kerja"nya, foto keluarga dan beberapa tanda mata kami simpan, dan sisanya harus disingkirkan. Saya mendapat tugas untuk memusnahkannya. Saya mengangkutnya melewati gudang menuju lapangan terbuka, menyiramnya dengan bahan bakar disel, dan membakarnya arsip-arsip proyek lama, slide, piagam penghargaan, korespondensi, semuanya dan saya melihatnya terbakar.
Pikiran saya terhanyut sementara merenungkan bahwa suatu hari kelak ketika saya berdiri di hadapan Allah, semua "pekerjaan" saya akan mengalami ujian yang sama. Hanya yang selamat dari api yang memiliki nilai kekal.
Mengamati surat-surat dan penghargaan itu terbakar menjadi abu, memberi saya pemahaman baru terhadap 1Korintus 3:13. Rasul Paulus berkata, "Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan tampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan tampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu."
Hari ini kita bekerja. Esok pekerjaan itu akan diuji.
Senja di padang rumput itu membuat saya lebih berhati-hati, lebih merenungkan kesempatan saya yang sangat singkat untuk melakukan pekerjaan yang tak akan musnah.  (DCM)
JALANILAH KEHIDUPAN ANDA HARI INI SEOLAH-OLAH ANDA AKAN BERTEMU ALLAH BESOK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar