Mimbar Gereja u/Warta Gereja 26 Mei 2013

GIA Sby (Gateway)
Minggu, 19 Mei 2013
Oleh:  Pdt. Timotius Hogiono

DIBENARKAN KARENA IMAN
(Roma 4:1-5)

Rasul Paulus berargumentasi bahwa manusia yang berdosa dihadapan Allah akan dinyatakan benar oleh Allah melalui iman. Bagi Rasul Paulus yang menjadi objek iman adalah Yesus Kristus, karena Rasul Paulus ingin menunjukkan secara jelas bahwa beriman kepada Kristus merupakan jalan kepada kebenaran, juga perjanjian baru sebagai suatu perjanjian yang abadi dari Allah. Namun demikian Rasul Paulus juga ingin mengatakan di dalam perjanjian lama pun mengandung prinsip-prinsip pembenaran karena iman. Hal itu terjadi bukan karena menggenapi hukum taurat atau berada dalam lingkungan hukum taurat, tetapi sesungguhnya hal itu terjadi di luar dari keberadaan hukum taurat. Karena orang yang berdosa dihadapan Allah dapat dibenarkan semata-mata karena kasih karunia Allah. Rasul Paulus mengambil contoh yaitu Abraham adalah bapa dari bangsa Israel / leluhur orang-orang Yahudi yang menjadi teladan bagi bangsa Israel. Pada masa itu Abraham hidup sebelum hukum taurat ada meskipun demikian Abraham telah diselamatkan bahwa ia mendapat gelar “bapa orang beriman”. Abraham yang hidup dan berdiri diluar hukum taurat bersaksi dengan tegas bahwa hal dibenarkan/diselamatkan oleh Allah bukan karena perbuatan atau karena melakukan hukum taurat melainkan manusia dibenarkan karena imannya kepada Allah. Rasul Paulus dalam bagian ini menjelaskan aplikasinya dengan menggunakan tokoh iman Abraham yang dibenarkan karena imannya kepada Allah. Ada beberapa alasan Paulus yang ingin ia kemukakan yaitu:

  1. Abraham dibenarkan bukan karena perbuatannya tetapi karena beriman kepada Allah (ayat 1-2). Didalam sepanjang sejarah peradaban manusia khususnya didalam perjanjian lama tidak ada satu orang pun yang dapat dikatakan sebagai orang beriman kecuali Abraham. Dalam ayat ini Paulus ingin mengungkapkan bahwa kalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya maka ia memiliki alasan untuk memegahkan diri. Didalam Alkitab kita dapat menjumpai tokoh agama Yahudi yang disegani yaitu ahli taurat dan orang farisi. Orang farisi dan ahli taurat meguasai hukum taurat tetapi mereka sendiri tidak mau datang kepada Tuhan melainkan menolak Tuhan Yesus sebagai mesias yang di janjikan. Kita dapat melihat bahwa sesungguhnya manusia yang berdosa tidak datang mencari Allah tetapi justru melarikan diri dari hadapan Allah. 
  2. Abraham dibenarkan karena percaya kepada Allah (ayat 3). Rasul Paulus mengutip dari kejadian 15:5-6 yang berkata bahwa Abraham mempercayai janji Allah yang akan memberikan keturunan yang banyak seperti bintang-bintang dilangit. Dalam hal ini kepercayaan Abraham bukan hanya dimulut saja tetapi dilakukan dengan iman yang teguh. Dengan kata lain Abraham mempercayakan diri kepada Allah, dan Allah dalam hal ini memperhitungkannya sebagai suatu kebenaran (Kejadian 15:6). Harus diperhatikan bahwa seseorang beriman kepada Allah itu adalah pemberian Allah/ anugerah Allah melalui pekerjaan Roh Kudus, maka Allah membenarkan kita orang-orang berdosa dan menjadikan kita benar oleh karena Kristus. 
  3. Doktrin Paulus tentang pembenaran oleh iman (ayat 4-5). Iman tidak didasarkan atas perbuatan/jasa baik manusia tetapi iman didasarkan kepada kebergantungan total kepada Allah. Bagi orang Yahudi hal ini merupakan ajaran yang sangat tidak masuk akal karena sangat mustahil bagi Allah untuk membebaskan orang yang bersalah dan orang kafir. Rasul Paulus mengajarkan bahwa percaya kepada Allah berarti kebergantungan secara total hanya kepada Tuhan dan tidak kepada diri sendiri. Untuk memperoleh pembenaran didalam Kristus, Paulus tidak berjuang dengan kekuatannya tetapi ia hanya menerima anugerah dari Allah ketika ia bertemu dengan Allah ditengah-tengah jalan menuju Damsyik.

Melalui kebenaran firman Tuhan ini setiap kita umat Tuhan belajar dari ajaran Rasul Paulus tentang pembenaran oleh iman melalui seorang yang bernama Abraham, karena ia beriman dan percaya kepada Allah. Hanya Allah yang dapat membenarkan orang-orang berdosa, setelah kita dibenarkan oleh Allah maka seharusnya didalam seluruh aspek kehidupan kita bergantung secara penuh hanya kepada Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya.

Diringkas oleh: Ibu Juni K. Telaumbanua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar