Renungan Harian 18-23 Februari 2013

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 18 Februari 2013
BERPEGANG PADA KEBENARAN. (2 Timotius 3:10-17)
Kembali Paulus memberikan kontras di sini dengan frasa "Tetapi, engkau ...." Paulus menasihati Timotius agar mengambil rute kehidupan yang bertolak-belakang dengan para pengajar sesat. Timotius didorong untuk mengikuti teladan hidupnya, yang setia dan senantiasa menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Timotius perlu meneladani pengajaran dan kesalehannya. Ia juga perlu memiliki cara pikir seperti Paulus, memiliki niat untuk melayani Tuhan dengan daya tahan yang dilandasi kasih. Bukan hanya menasihati secara abstrak, Paulus kemudian mengingatkan Timotius tentang apa yang dialaminya sendiri di Antiokhia ketika ia dan Barnabas diusir, di Ikonium, ketika akan dilempari batu oleh masyarakat, dan di Listra, ketika ia dan Barnabas mula-mula disembah, tetapi lalu dilempari batu sampai hampir mati - namun Allah menyelamatkannya. Semua orang, termasuk Timotius, yang berketetapan untuk menjadi saleh akan mengalami penganiayaan. Mereka harus sadar akan hal itu.
Untuk kedua kalinya muncul frasa "Tetapi, engkau ..." (ayat 14). Timotius sekarang didorong untuk berpegang teguh pada keyakinan yang dimilikinya sejak muda. Ia telah belajar dari Lois dan Eunike tentang iman kepada Kristus. Ia telah belajar dari Paulus. Ia juga telah belajar dari Perjanjian Lama dan Injil. Semua sumber tersebut membawa Timotius kepada pemahaman yang benar tentang keselamatan di dalam Kristus. Paulus menyatakan bahwa "segala tulisan" merupakan embusan nafas Allah, artinya keluar dari mulut Allah sendiri. Yang dimaksud "segala tulisan" di sini adalah PL ditambah dengan pesan-pesan Injil Kristus yang telah Timotius terima, baik secara tulisan maupun tulisan. Segala tulisan itu menolong orang-orang percaya untuk mendapatkan pengajaran yang benar, menghardik ajaran sesat, mengoreksi kehidupan moral yang keliru, dan menolong orang untuk hidup dalam kesalehan. Tujuan Paulus mengemukakan ini adalah agar Timotius setia dalam pelayanannya dan dipersiapkan untuk pekerjaan baik: mengabarkan Injil Kristus dengan tekun.
Renungkan: Teladanilah mereka yang patut diteladani dan berpeganglah pada Alkitab. Itulah rahasia pelayanan yang sukses.

Selasa, 19 Februari 2013
BACA DAN LAKUKAN! (2Timotius 3:10-17)
Kesetiaan terhadap iman tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu proses di dalam jangka waktu tertentu. Akan tetapi, kesetiaan iman di masa lalu ternyata bukan jaminan kesetiaan iman di masa datang. Meskipun Timotius telah mengikuti ajaran dan teladan Paulus, Paulus merasa perlu untuk terus memotivasi Timotius agar melan-jutkan hal itu di masa kemudian (ayat 10-11). Terutama bila ia nanti mengalami masa penganiayaan (ayat 12). Cepat atau lambat, para pengikut Kristus pasti akan mengalami penganiayaan. Oleh karena itu, jangan kaget bila orang salah paham terhadap iman kita, mengkritik kita, dan bahkan mencoba melukai kita karena iman kita. Yang penting, jangan menyerah! Hiduplah sebagaimana seharusnya, yakni menyenangkan hati Allah dan bukan mengikuti kehendak orang lain. Hidup orang-orang munafik yang telah digambarkan oleh Paulus (ayat 2Tim 3:1-9) hendaknya menjadi peringatan bagi Timotius. Mereka bukan atheis, bukan pula penentang kekristenan. Namun hidup keagamaan mereka merupakan penyangkalan terhadap kuasa iman yang seharusnya ada. Akibatnya mereka jadi bertambah jahat (ayat 13).
Tidak dapat disangkal, bahwa dalam mempertahankan kesetiaan iman, diperlukan juga kehadiran teladan orang-orang beriman yang setia pada Firman Tuhan. Selain Paulus, Timotius juga memiliki ibu dan nenek yang menjadi teladan iman bagi dia. Sejak ia kecil, ibu dan neneknya telah mengajari dia Kitab Suci (ayat 2 Tim 1:5, 3:15). Siapakah teladan kita dalam hal iman? Perhatikan pengajaran dan karakternya (ayat 10), serta teladani dia!
Akan tetapi, sumber terbesar untuk mempertahankan kesetiaan iman adalah firman Tuhan sendiri. Alkitab bukanlah kisah, fabel, atau mitos tentang Tuhan. Melalui Roh Kudus, Allah menyatakan diri dan kehendak-Nya. Melalui firmanlah, Tuhan membimbing orang untuk setia di dalam iman dan kebenaran Tuhan (ayat 16-17). Oleh karena itu, bacalah dan lakukan apa yang Allah pesankan di dalamnya.

Rabu, 20 Februari 2013
KOTAK PERALATAN ALLAH (2 Timotius 3:13-17)
Teman saya adalah seorang tukang yang berbakat, namun selama bertahun-tahun ia tak dapat mengembangkan bakat-bakatnya. Alasannya sederhana: Ia tidak memiliki peralatan yang tepat. Jadi pada hari ulang tahunnya saya memberinya sebuah kotak peralatan yang jika dibuka mirip sebuah buku besar, berisi alat-alat dasar yang dibutuhkan seorang tukang. Ketika mengamati setiap peralatan, matanya bersinar-sinar.
Setelah menyelesaikan pekerjaan yang berikutnya, teman saya berkata dengan sangat gembira, “Saya merasa sangat puas setelah memiliki peralatan yang tepat untuk pekerjaan saya.” Lalu, dengan menerapkan pemikiran itu dalam kehidupan rohaninya, ia menambahkan, “Aku tahu di mana aku bisa mendapatkan peralatan yang tepat untuk semua pekerjaan—dalam Alkitab!”
Rasul Paulus, seorang ahli pembuat tenda dan seorang “ahli bangunan” dalam kerajaan Allah (1 Korintus 3:10), tahu bahwa ia membutuhkan peralatan-peralatan rohani yang tepat. Ia mengerti bahwa kotak peralatan yang paling praktis untuk memenuhi kebutuhan rohani adalah firman Allah. Dalam 2 Timotius 3, ia menyatakan bahwa segala tulisan [Alkitab] diilhamkan oleh Allah (ayat 16). Alkitab sangat diperlukan untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, mendidik, dan memperlengkapi orang-orang percaya untuk setiap perbuatan baik.
Bukalah dan manfaatkanlah “kotak peralatan Allah” setiap hari. Nikmati kepuasan yang mendalam saat Anda menemukan peralatan yang tepat untuk setiap tugas rohani yang harus dilakukan. Di situ terdapat segala sesuatu yang Anda perlukan. Pakailah!. (JEY)
ALKITAB MENYEDIAKAN SEGALA SESUATU YANG HARUS KITA KETAHUI SEHINGGA KITA BISA MELAKUKAN SEMUA YANG ALLAH KEHENDAKI

Kamis, 21 Februari 2013
BACAAN YANG BERMANFAAT (2Timotius 3:10-17)
Ahli teologi William Barclay bercerita tentang pengalaman sepasukan tentara Inggris selama Perang Dunia I. Saat itu mereka sedang mengadakan gencatan senjata dengan musuh untuk waktu yang lama. Salah seorang di antara mereka adalah seorang ateis. Untuk mengisi waktu luangnya, ia pergi kepada seorang pendeta untuk meminjam buku apa saja untuk dibaca. Namun, satu-satunya buku yang dimiliki pendeta itu adalah Alkitab.
Pada mulanya si ateis menolak Alkitab itu, tetapi kemudian ia mengambilnya juga dan mulai membaca Perjanjian Lama secara acak. Secara kebetulan ia membaca kisah Ester dan sangat terpikat oleh kisah itu, sehingga ia memutuskan untuk membaca seluruh Alkitab. Saat membaca Alkitab, ia pun sadar bahwa apa yang dibacanya itu benar, dan ia pun menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Rasul Paulus menyatakan dalam 2 Timotius 3:16 bahwa "segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat". Alkitab memberi manusia hikmat yang menuntun kepada "keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus" (ayat 15). Bahkan beberapa bagian yang tampaknya membosankan dan kurang mengandung nilai rohani pun memiliki kuasa untuk mengubah hidup seseorang.
Jika dalam membaca Alkitab kita menemukan bagian yang mulanya tampak tidak menarik, berserahlah kepada Roh Kudus supaya Dia berbicara melalui hati kita dan mengubah hidup kita. Saat membaca Alkitab, ingatlah bahwa seluruh isi Alkitab, dari Kejadian sampai Wahyu, diilhamkan oleh Allah dan bermanfaat (ayat 16). (VG)
ADA BANYAK BUKU YANG DAPAT MENAMBAH PENGETAHUAN TETAPI HANYA ALKITAB YANG DAPAT MENGUBAH ANDA

Jumat, 22 Februari 2013
KONTAK MATA (2Timotius 3:10-17)
Para peneliti yang mempelajari tentang gerakan mata selama percakapan normal mendapati bahwa mempertahankan kontak mata selama jangka waktu tertentu merupakan hal yang sangat sulit, bahkan tidak mungkin. Sebuah kamera khusus menunjukkan bahwa pandangan mata yang tampaknya terus-menerus terhadap suatu objek sebenarnya terdiri dari serangkaian pandangan sekilas. Gerakan mata sangat penting karena urat-urat syaraf pada mata membutuhkan perubahan rangsang yang terus-menerus jika kita ingin melihat dengan jelas. Penelitian menunjukkan bahwa bila kita melihat satu titik yang sama secara terus-menerus, maka daerah penglihatan kita yang selebihnya akan menjadi kosong.
Kita dapat mengalami hal yang sama pada saat mempelajari Firman Allah. Jika kita secara istimewa hanya "terpancang" pada suatu kebenaran tertentu dari Alkitab dan mengabaikan doktrin-doktrin lain yang juga penting, maka pandangan rohani kita akan mulai kabur. Ada sebagian orang memiliki kecenderungan untuk hanya melihat pada kasih Allah, atau murka Allah, atau penginjilan, atau pertumbuhan gereja, atau akhir zaman, atau iblis, atau dosa. Tidak menjadi soal aspek mana yang kita perhatikan secara khusus, yang jelas kita perlu berhati-hati agar tidak kehilangan pandangan rohani yang benar.
Alkitab mengatakan bahwa segala tulisan yang diilhamkan Allah bermanfaat bagi pertumbuhan kerohanian kita (2Timotius 3:16). Apabila kita melihat gambaran yang lengkap, yakni bagaimana doktrin-doktrin Alkitab yang demikian banyak saling melengkapi, kita tidak akan hanya memandang kebenaran-kebenaran tertentu dan tidak menghiraukan kebenaran-kebenaran yang lain. (MRDII)
ANDA TAKKAN DAPAT MENIKMATI KEHARMONISAN NADA FIRMAN TUHAN JIKA ANDA HANYA MEMAINKAN SATU NADA KEBENARANNYA

Sabtu, 23 Februari 2013
NAPAS ALLAH (2 Timotius 3:10-17)
Tahukah Anda bahwa Alkitab yang kita miliki sekarang ini merupakan kumpulan dari 66 buku, yang terdiri lebih dari 30 ribu ayat, ditulis dalam 3 bahasa, oleh 40 orang berbeda, dalam waktu kurang lebih 1500 tahun? Kebanyakan penulisnya tidak saling mengenal karena hidup dalam kurun dan tempat yang berbeda. Mereka juga memiliki latar belakang yang sangat beragam, mulai dari rakyat biasa sampai seorang raja. Meskipun demikian, tulisan-tulisannya selaras saling berkesinambungan, sejalan tanpa saling bertentangan.
Sebenarnya apakah rahasianya? Ada satu Pribadi, yaitu Allah, yang memberi inspirasi atau ilham bagi semua penulis Alkitab (ayat 16a). Kata "diilhamkan Allah" berasal dari kata Theopneustos yang berarti " Allah yang menapaskan". Gambarannya seperti seorang meniup seruling, yang mengembuskan napasnya ke dalam seruling sehingga menghasilkan nada-nada yang indah. Seruling tidak akan menghasilkan suara apa pun jika tidak ada yang meniup. Allah memberi wahyu kepada para penulis untuk menyampaikan isi hati-Nya kepada manusia. Alkitab dapat menuntun pembaca untuk percaya kepada Pribadi Kristus yang memberikan keselamatan (ayat 15). Tulisan-tulisannya mengajar dan mengubah kita untuk hidup di dalam jalan kebenaran-Nya (ayat 16). Segala Firman-Nya memperlengkapi tiap-tiap kita untuk setiap pekerjaan baik (ayat 16-17).
Ingatlah bahwa meski Alkitab ditulis oleh manusia biasa, tetapi Allah adalah Pengarangnya. Bagaimana Anda menempatkan firman yang telah "dinapaskan" Allah itu dalam hidup Anda?. (YBP)
ALKITAB ADALAH SEBUAH MUKJIZAT. TULISAN YANG MEMBAWA KESELAMATAN DAN MENGUBAH KEHIDUPAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar