Renungan Harian 04-10 November 2012

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU


Senin, 05 November 2012
TUHAN MEMBIARKAN KEJAHATAN? (Matius 13:24-30,36-43)
Ketika mengikuti berita dan mengamati berbagai peristiwa tiap hari, kita mendapati kehadiran dan daya rusak kejahatan begitu merajalela. Kita bertanya, "Bagaimana mungkin Tuhan yang baik dan berkuasa mem biarkan kejahatan?" Jika Tuhan Maha baik, Dia ingin mengalahkan kejahat an. Jika Tuhan Mahakuasa, Dia dapat me nga lahkan kejahatan. Tapi, kejahatan ma sih ada di mana-mana. Rabbi Harold Kushner menyimpulkan dalam buku la risnya When Bad Things Happen to Good People: Tuhan ingin agar manusia bahagia, tapi kadang Dia tak cukup berkuasa mendatangkan hal-hal baik yang Dia inginkan.
Pandangan tentang Tuhan yang terbatas gagal memahami bahwa Tuhan belum selesai bertindak terhadap kejahatan. Tuhan Yesus menjelaskan kebenaran ini melalui sebuah perumpamaan sederhana tentang lalang di antara gandum (ayat 24-30). Perumpamaan ini dipakai Tuhan Yesus untuk menerangkan bagaimana kejahatan akan tetap ada sebelum akhir zaman, namun akan tiba saatnya di mana segala kejahatan serta para pelakunya mendapat hukuman yang setimpal (ayat 40-42). Kebenaran Tuhan akan ditegakkan atas seluruh ciptaan.
Tuhan Mahabaik dan Mahakuasa. Fakta bahwa Tuhan belum melenyapkan kejahatan saat ini tidak berarti Dia tidak akan melenyapkannya pada masa yang akan datang. Dia dapat dan akan melakukannya, dalam waktu dan hikmat-Nya (lihat juga 2 Petrus 3:7-12). Apa yang kita pikirkan tentang Tuhan ketika melihat atau mengalami hal-hal yang buruk dalam hidup? Mari memperbarui pengharapan, penghormatan, dan penundukan diri kita kepada-Nya, Tuhan yang sungguh Mahabaik dan Mahakuasa. (JOO)
KEJAHATAN TAK MENGUBAH FAKTA TUHAN ITU MAHABAIK-MAHAKUASA DIA AKAN MEMBERESKAN KEJAHATAN PADA WAKTU-NYA

Selasa, 06 November 2012
JADILAH GANDUM SAMPAI MASA MENUAI (Matius 13:24-40, 36-43)

Di dalam ladang yang sama tumbuh gandum dan lalang. Karena keduanya tumbuh bersama-sama, maka sebelum masa menuai, lalang yang mengganggu tumbuhnya gandum tidak boleh dicabut. Gandum dan lalang dikondisikan tumbuh bersama-sama, tetapi pada masa menuai, keduanya tidak akan mendapatkan perlakuan yang sama. Yang akan dituai adalah gandum, sedangkan lalang akan dikumpulkan untuk dibakar dalam api. Inilah perumpamaan Yesus yang kedua tentang Kerajaan Sorga dengan penekanan akhir zaman, kepada orang banyak dan kemudian menjelaskan artinya kepada murid-murid-Nya.
Hal Kerajaan Sorga bagaikan seorang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya (ayat 24). Yesus menekankan bahwa yang ditaburkan adalah benih yang terpilih, berkualitas, dan akan memberikan hasil yang memuaskan. Gandum adalah jenis makanan yang penting bagi Israel dan sering melambangkan kebajikan atau pemeliharaan Allah. Tetapi musuh sang penabur mencuri kesempatan disaat semua orang tidur untuk menaburkan benih lalang di antara benih yang baik itu. Iblis memang sengaja mengacaukan bahkan menggagalkan rencana Allah. Iblis memilih benih lalang, karena pada awal pertumbuhannya sangat mirip dengan gandum. Bila keduanya tumbuh bersama, sangat sulit dibedakan. Yang pasti adalah gandum tetap tumbuh sebagai gandum dan lalang tumbuh sebagai lalang, tidak akan terjadi sebaliknya. Keduanya akan tampak jelas berbeda ketika musim menuai. Itulah sebabnya sang penabur melarang hamba-hambanya mencabut lalang pada saat pertumbuhan, karena kemungkinan besar gandumnya pun ikut tercabut.
Dalam dunia ini, orang-orang benar hidup bersama-sama orang-orang yang menyesatkan dan yang melakukan kejahatan. Secara kasat mata sulit membedakan manakah yang sungguh-sungguh orang-orang benar dan yang sungguh-sungguh penyesat. Itulah sebabnya untuk sementara waktu sampai Kristus datang, para penyesat dan pembuat kejahatan dibiarkan hidup bersama orang-orang benar. Namun orang-orang benar harus bertahan sampai musim menuai dan akan muncul sebagai pemenang, bercahaya bagaikan matahari dalam Kerajaan Bapa.
Renungkan: Hai orang-orang benar, pertahankan mutu gandum Anda sampai tiba musim menuai dan Dia akan menyambut Anda.

Rabu, 07 November 2012
LALANG DAN GANDUM (Matius 13:24-43)

Orang yang suka berkebun tentu tahu bagaimana gemasnya melihat tanaman liar lain yang tiba-tiba tumbuh di antara tanaman yang disukai. Selain mengganggu mata, tanaman liar juga menghisap sari makanan yang seharusnya hanya untuk konsumsi tanaman yang sedang dipelihara. Biasanya orang akan segera mencabut tanaman liar itu.
Namun perumpamaan Yesus menyebutkan hal berbeda. Seseorang yang menabur benih gandum di ladangnya kemudian mengetahui bahwa ada tumbuhan lain yang terselip di antaranya (ayat 27). Ia tahu bahwa musuhlah yang menebarkan benih lalang itu. Ketika hambanya mengusulkan untuk mencabut lalang itu, dia melarang. Mengapa? Ia tidak mau gandum ikut tercabut. Maka ia membiarkan kedua tanaman itu tumbuh bersama.
Melalui perumpamaan ini, Yesus mengajarkan bahwa di antara komunitas orang beriman, terselip orang-orang yang tidak percaya Kristus. Walau demikian kita tidak bisa mengamat-amati sekeliling kita untuk mencari siapa yang kiranya termasuk golongan gandum dan siapa yang termasuk golongan lalang. Kita tak akan tahu siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak. Hanya Allah yang tahu. Hanya Dia yang kemudian dapat memisahkan gandum dari lalang, memisahkan yang diselamatkan dan yang tidak. Sementara itu Ia akan membiarkan orang yang beriman dan yang tidak, hidup bersama-sama sampai tiba waktu dilakukan seleksi.
Namun mungkinkah gandum dapat tumbuh dengan baik dalam suasana yang tidak kondusif seperti itu? Melalui ilustrasi ragi (ayat 33) kita bisa melihat bahwa Tuhan bekerja dengan kuasa yang tidak terlihat oleh mata manusia. Sama seperti ragi yang mengembangkan adonan dengan cara yang tidak terlihat oleh mata. Maka bila Anda memang beriman, tak perlu khawatir akan terlindas oleh kaum lalang. Tetaplah pelihara iman Anda dan setialah. Selebihnya, Allah yang akan mengerjakan pertumbuhan dalam iman Anda sampai Kristus datang untuk memisahkan kita dari kaum lalang.

Kamis, 08 November 2012
ORANG BAIK DAN ORANG JAHAT (Matius 13:24-30)
Gandum dan lalang adalah dua tanaman yang sangat mirip, tetapi sebenarnya sangat berbeda. Gandum adalah makanan pokok yang sangat berguna bagi manusia, sedangkan lalang sama sekali tidak berguna. Bahkan lalang lebih banyak menyerap sari makanan dari tanah, sehingga mengganggu pertumbuhan gandum. Sayangnya lalang dan gandum baru dapat dibedakan ketika bulir-bulirnya ke-luar. Dan, lalang yang dicabut sebelum waktunya bisa membuat gandum turut tercabut. Satu-satunya cara memisahkan lalang dan gandum adalah dengan menunggunya sampai saat menuai tiba.
Seumpama lalang dan gandum, begitulah orang jahat tetap dibiarkan hidup di dunia ini bersama orang baik, meski mereka membawa penderitaan bagi orang-orang baik. Tuhan mengasihi seluruh ciptaan-Nya, baik yang berbuat jahat atau yang berbuat baik. Dia masih memberi kesempatan kepada yang jahat supaya bertobat, juga memberi kesempatan kepada yang baik untuk terus bertumbuh dalam ketaatan pada firman Tuhan. Justru dengan adanya "lalang", maka "gandum" ditantang untuk makin tekun bertumbuh, makin tahan uji, dan makin berkualitas.
Hari ini kita diajar mengenal hati Allah yang panjang sabar dan mengasihi seluruh isi dunia ini. Dia bersabar karena segala sesuatu ada waktunya; kasih-Nya menerima setiap orang apa adanya. Kasih-Nya memberi kesempatan kepada setiap orang untuk berubah dan bertumbuh lebih baik, bukan cepat menghakimi dan menghukum. Allah memiliki kasih yang besar, yang tidak menyerah untuk terus mengasihi. Sebagai "gandum" di ladang-Nya, hendaknya kita terus bertumbuh dalam kasih dan kebenaran yang sejati. (MNT)
MESKI LALANG HARUS TUMBUH DI ANTARA GANDUM BIARLAH GANDUM ITU TERUS MERANUM

Jumat, 09 November 2012
MASALAH KEPERCAYAAN (Matius 13:24-30, 36-43)

Selama 11 tahun, seorang pegawai di Michigan Community College dikenal rekan-rekan kerjanya sebagai pegawai administrasi yang andal dan setia. Ia mengerjakan tugasnya dengan begitu baik sehingga Dewan Perwalian memilihnya sebagai calon pemimpin sekolah tersebut. Lalu sesuai prosedur yang berlaku, mereka mulai memeriksa latar belakang orang itu. Hasilnya sangat mengejutkan. Ternyata ia sama sekali tidak memiliki ijazah sarjana maupun doktoral. Ternyata selama ini ia telah menyembunyikan suatu kebohongan.
Ketika hal itu ditanyakan kepadanya dalam suatu pertemuan khusus, orang itu minta izin untuk keluar sejenak dan mengambil salinan ijazahnya, tetapi ia tidak pernah kembali. Hal itu amat disayangkan oleh rekan-rekannya. Ia berbohong kepada banyak orang setelah sekian lama menjadi pegawai administrasi yang luar biasa.
Sama halnya dengan pegawai yang berhasil menipu rekan-rekannya seperti di atas, demikian juga ada para penipu rohani di rumah Allah yang dapat mengelabui jemaat gereja. Dengan cerdik mereka menyalahgunakan kepercayaan rohani yang diberikan orang-orang kepada mereka, dan tidak akan ketahuan sampai hari penghakiman Allah.
Kita tahu bahwa banyak orang kristiani palsu juga ada di gereja kita. Jadi kita perlu berhati-hati terhadap masalah yang dapat mereka timbulkan, seperti misalnya ajar-an sesat ataupun adu domba. Namun kita juga perlu berhati-hati dalam menilai orang lain. Menurut Yesus, banyak "lalang" yang tersembunyi sampai hari penghakiman ter akhir (Matius 13:36-43) .(MRD II)
KITA TIDAK DINILAI DARI PANDANGAN ORANG LAIN TETAPI DARI PANDANGAN ALLAH TERHADAP KITA

Sabtu, 10 November 2012
TERSUNGKUR UNTUK BERSYUKUR (Lukas 17:11-19)

Pengemis buta duduk di emper toko. Di sebelahnya ada papan bertuliskan, "Saya buta, kasihanilah saya". Pria tua menghampirinya dan mengganti tulisan di papan, "Hari ini indah, sayangnya saya tak bisa melihatnya". Tulisan di papan itu mengungkapkan hal yang sama, tetapi dengan cara berbeda. Yang pertama mengatakan bahwa pengemis itu buta; yang kedua mengatakan bahwa orang yang lalu-lalang sangat beruntung bisa melihat. Akhirnya, banyak orang memberi koin kepa-da pengemis itu setelah tulisannya diganti. Orang-orang itu bersyukur.
Bersyukur dan memuliakan Allah, itulah yang sedang diajarkan Yesus. Sepuluh orang sakit kusta memohon kesembuhan (ayat 13). Namun, Tuhan Yesus malah meminta mereka pergi memperlihatkan diri kepada imam (ayat 14). Dan, semua sembuh di tengah perjalanan. Adakah yang kembali kepada Dia? Ada! Namun, cuma satu-orang Samaria-yang kembali sambil memuliakan Allah dengan nyaring (ayat 15). Ia sujud; mengucap syukur di kaki Yesus, sebab ia bisa kembali menjalani kehidupan normal. Bagaimana dengan kesembilan orang lainnya? Datang kepada imam dan menunjukkan diri bahwa mereka tahir lebih penting daripada kembali dan bersyukur kepada Yesus.
Anugerah Allah yang "menyembuhkan" kita dari "penyakit" dosa dan maut semestinya mewujud dalam ucapan syukur. Mari melihat kembali isi doa kita. Dari sekian banyak doa permohonan, adakah ucapan syukur mengalir? Allah layak menerima syukur kita. Dia layak dimuliakan karena Pribadi-Nya dan karena apa yang telah Dia perbuat bagi kita. Selamat bersyukur!. (ENO)
SYUKUR MERUPAKAN PENGAKUAN BAHWA SEGALA YANG ADA DAN TERJADI PADA KITA ADALAH BERKAT TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar