Renungan Harian 02 - 07 Juli 2012

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 02 Juli 2012
BAGAIMANA MENGENAL KUASA ALLAH? (Efesus 1:15-23)

Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hatimu tenang’ (ayat 18). Mata hati harus dicerahkan agar dapat melihat betapa hebat kuasa Allah bagi kita (ayat 19). Paulus mengatakan bahwa kuasa Allah telah diungkapkan dan tidak tersembunyi. Masalahnya sekarang, kita tidak melihatnya karena mata hati kita masih gelap, akibatnya kita tidak mampu melihat karya Allah di dalam dan melalui Kristus.
Ada tida bentuk manifestasi kuasa Allah melalui Kristus.
  1. Kuasa Allah nampak di dalam membangkitkan Kristus dari kematian (ayat 20). Musuh utama manusia adalah kematian. Tidak seorang pun mampu melawannya. Tetapi setiap yang percaya pada Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian. Kebangkitan Kristus adalah bentuk nyata kuasa Allah.
  2. Kuasa Allah nampak dengan mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya mengatasi segala sesuatu (ayat 20-22). Musuh lain yang tidak dapat dilawan manusia adalah iblis dan pengikutnya. Kristus telah menaklukkan iblis dan meletakkan mereka di kaki-Nya. Mereka sudah tidak memiliki kuasa terhadap orang yang percaya Yesus.
  3. Kuasa Allah nampak dengan melantik yesus sebagai kepala jemaat (ayat 22). Kristus adalah kepenuhan jemaat. Jemaat menjadi sempurna karena dipenuhi oleh Kristus. Jika Kristus memenuhi jemaat, mengapa orang Kristen menyingkirkan Kristus dari dalam jemaat? Mengapa takut menyaksikan Kristus?
Renungkan: Bila mata hati telah melihat demonstrasi kuasa Allah, mengapa kita masih takut hidup sebagai pengikut Kristus? Mengapa takut dan malu menjadi saksi Kristus?

Selasa, 03 Juli 2012
KEKAYAAN ROHANI  DI DALAM KRISTUS. (Efesus 1:15-23)
Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh orang-orang yang bertobat, yang beriman dan yang sudah berada di dalam Kristus. Akan tetapi, berkat-berkat atau kekayaan ilahi tersebut tidak dapat dipahami secara alamiah. Artinya, setiap orang memerlukan Roh yang menyatakan kebenaran firman dan yang kemudian memberi hikmat untuk memahaminya dan menerapkannya. Roh juga memberikan kuasa, kesanggupan, untuk mempraktikkan kebenaran. Paulus juga meminta dalam doanya agar Allah menjadikan mata hati jemaat terang dan terbuka untuk melihat empat kenyataan rohani yaitu agar jemaat dapat mengenal Allah (ayat 17b); agar jemaat mengenal panggilan Allah (ayat 18a); agar jemaat mengetahui kekayaan Allah (ayat 18b); agar jemaat dapat mengenal kuasa Allah (ayat 19-23). Mata hati di sini berarti batin manusia yang meliputi perasaan, pikiran, dan kemauan. Kepada kita ahli-ahli waris-Nya, Allah menunjukkan kasih-Nya, menjanjikan suatu masa depan yang indah. Allah memberikan dorongan kepada kita untuk hidup dengan penuh pengharapan (ayat 19). Paulus ingin agar jemaat mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya. Itulah yang kini menjadi pusat perhatian doa Paulus.
Renungkan: Apakah Anda mau mengenal Allah, panggilan Allah, kekayaan Allah dan kuasa Allah melalui pengalaman hidup Anda? Terapkanlah fungsi Anda sebagai tubuh Kristus.

Rabu, 04 Juli 2012
TELAH DISELAMATKAN (Efesus 1:15-23)
Sukacita besar akan dirasakan hamba Tuhan bila gereja yang pernah dia layani bertumbuh dalam iman, pengharapan, dan kasih. Inilah yang dirasakan Rasul Paulus saat mendengar berita bahwa jemaat Efesus yang dia layani selama tiga tahun (Kis. 20:31) dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati, dan tantangan dari luar (Kis. 20:18-21, 33-35) bertumbuh dalam segala hal. Mereka telah bertumbuh dalam iman, yang mewujud dalam hidup sehari-hari dengan saling mengasihi (15). Untuk itu Paulus tidak henti-hentinya bersyukur dan juga mendoakan mereka.
Apa isi doa Paulus? Pertama, agar jemaat Efesus mendapat hikmat dan iluminasi Roh Kudus hingga makin mengerti kebenaran firman Tuhan dan mengenal Allah dengan benar (17). Kedua, agar jemaat Efesus dapat mengerti pengharapan di balik panggilan sebagai orang percaya dan pengharapan akan kemuliaan kelak bahwa semua orang percaya akan mendapat bagian warisan secara penuh dari apa yang Tuhan telah janjikan (18). Di samping itu, jemaat Efesus juga harus menyadari bahwa mereka memiliki kuasa untuk hidup dan melayani Dia sebagai anak-anak Allah (19). Kuasa ini pertama-tama telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan Allah Bapa di surga (20) sebagai Penguasa mutlak atas semua kuasa di bawah kolong langit ini, sekarang dan yang akan datang. Dia juga Kepala jemaat, yaitu kepala bagi setiap orang yang percaya dan menyembah Dia.
Sebagai orang yang telah diselamatkan, kita memiliki Roh Kudus sebagai tanda dan jaminan bahwa kita adalah milik Kristus (13-14). Kehidupan iman kita harus bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus bahwa Dialah Tuhan satu-satunya. Oleh karena Dia adalah penguasa atas alam semesta dan sekaligus Kepala jemaat, kita yang adalah jemaat-Nya tidak takut akan kuasa apa pun di dunia ini. Justru sebagai tubuh Kristus kita menyaksikan kekayaan rohani kita berupa kasih dan kuasa-Nya yang memancar keluar melalui setiap perbuatan dan perkataan kita setiap hari.

Kamis, 05 Juli 2012
WAKTU BERSAMA ALLAH (Roma 8)
Apabila kita berada di puncak gunung, kita bisa melihat pemandangan yang luar biasa indah. Cakrawala terbentang. Sejauh mata memandang, alam semesta begitu indah hingga ke kaki langit. Matahari yang merekah. Awan yang berarak. Pepohonan yang hijau. Sawah ladang yang menguning. Aliran sungai yang meliuk dengan riaknya yang indah. Tak ada yang menghalangi pandangan mata kita. Namun, sangat berbeda kalau kita ada pada jarak dekat. Yang tampak adalah banyaknya semak belukar, pepohonan yang tak semua hijau, bahkan penuh ranting dan duri.
Serupa dengan itu, kita juga akan melihat hal yang luar biasa indah jika kita berada di tempat yang tinggi. Yakni apabila kita meletakkan hati kita di tempat Allah berada. Hanya dengan demikian, kita dapat melihat segala yang terjadi dalam kacamata Allah. Maka, segalanya akan tampak indah. Kita tidak akan kekurangan bahan untuk mengucap syukur. Dan, tidak terlalu sulit untuk mencapainya, hanya sejauh doa kita. Dengan memiliki relasi pribadi yang erat dengan Tuhan. Jika kita merasa lelah, beban begitu berat, berbagai persoalan menimpa, hingga hidup begitu hampa, datanglah kepada-Nya.
Terkadang lidah kita terasa kelu untuk mengungkapkan semua beban hidup ini. Ingatlah bahwa Allah Roh Kudus bersama kita. Dialah yang akan menolong kita untuk berdoa, sekalipun kerap kali kita tidak tahu apa yang harus kita ucapkan. Roh Kudus akan membawa kita ke hadirat Allah Yang Mahatinggi, dan menolong kita melihat semua hal yang ada dalam hidup kita, dari tempat Allah melihatnya. Di dalam doa, Dia menolong kita melihat indahnya lika-liku hidup kita bersama Allah. (SST)
DI TEMPAT ALLAH MELIHAT, KITA MENDAPATI BAHWA JIKA KITA BERSAMA-NYA, ITU SUDAH CUKUP!

Jumat, 06 Juli 2012
ANUGERAH DAN SYUKUR (Mazmur 8)
Dda banyak acara bagi-bagi uang di televisi Indonesia. Bentuknya bisa berupa kuis, undian, bantuan, dan sebagainya. Semua penerima uang tersebut selalu menunjukkan kegembiraan. Tetapi ada sedikit perbedaan respons antara mereka yang mendapat uang yang berupa bantuan, dengan mereka yang mendapatkannya karena menang kuis. Biasanya, kelompok yang pertama menunjukkan rasa syukur yang meluap-luap kepada pembawa acara. Hal ini lebih jarang terjadi di kelompok yang kedua.
Perbedaan ini disebabkan oleh karena cara pandang yang berbeda. Mereka yang mendapatkan uang dengan memenangkan suatu kuis, merasa layak mendapatkan uangnya. Sementara mereka yang menerima uang sebagai bantuan tanpa berbuat apa pun yang membuatnya pantas menerima, melihat uang tersebut sebagai anugerah.
Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa hubungan kita dengan Allah sebetulnya adalah seperti orang yang menerima "uang bantuan". Kita terlalu kecil untuk dapat dipandang layak diperhatikan Allah. Akan tetapi, oleh anugerah-Nya, justru Allah menjadikan kita puncak dan pemimpin ciptaan.
Fakta ini seharusnya menghadirkan perasaan takjub dan syukur kepada-Nya. Sayangnya, kadang kala kita lupa akan hal tersebut. Kadang kita merasa bahwa kita layak untuk diberkati Allah, mungkin karena merasa sudah aktif melayani, memberi banyak persembahan, bekerja keras dalam hidup, dan sebagainya. Akibatnya, kita jadi merasa tidak perlu lagi bersyukur. Hari ini kita diingatkan bahwa kita semua terlalu kecil bagi Allah, tetapi anugerah-Nya sangatlah besar bagi kita. Karena itu, kita harus selalu bersyukur pada-Nya. (ALS)
KESADARAN AKAN KEBESARAN ANUGERAH ALLAH PADA KITA MENGHASILKAN UNGKAPAN SYUKUR DALAM DIRI KITA

Sabtu, 07 Juli 2012
DIBURU,TETAPI TETAP BERSYUKUR (Mazmur 57)
Ada banyak hal yang bisa membuat tempat kerja tidak menyenangkan. Mungkin sang atasan yang bersikap otoriter, atau gemar merendahkan bawahan. Atau, rekan kerja yang suka bergosip, menggunjingkan teman sendiri. Atau, senior yang suka menekan. Atau, alasan lain yang lebih khusus. Jika Anda merasa demikian, mari belajar dari Daud.
Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul menarik untuk Mazmur 57: "Diburu Musuh, tetapi Ditolong Allah". Mazmur ini ditulis ketika Daud diburu Saul dan harus melarikan diri ke gua-gua. Ketika itu Daud berseru memohon belas kasihan Allah (ayat 2-4). Ia menceritakan kesulitan yang ia hadapi (ayat 5, 7). Dan, yang menjadi kunci kemenangan Daud adalah: ia terus bersyukur serta berharap kepada kemuliaan, kasih setia, dan kebaikan Tuhan (ayat 6, 7-12).
Kita mungkin tidak diburu musuh, tetapi diburu atasan yang otoriter, rekan kerja yang tidak mau bekerja sama, atau hal-hal lain yang membuat kita tak nyaman bekerja. Sikap mengomel, menyalahkan keadaan, dan memprotes tidak akan memperbaiki keadaan, bahkan kerap kali justru memperburuk. Ketika kita "diburu" hal-hal demikian, contohlah Daud. Ia berseru kepada Tuhan dan mengandalkan Dia. Ia bersyukur dan berharap pada kasih setia Tuhan. Pada waktu-Nya, Dia mengangkat Daud menjadi Raja Israel.
Kalau Tuhan sanggup menolong Daud, tentu Dia sanggup menolong kita juga. Namun, sudahkah kita mencontoh sikap Daud? Tetap bersikap benar, menjagai hati, dan terus memuliakan Tuhan di tempat kerja? Tidak berkecil hati, dan tetap berpaut kepada Tuhan?. (GS)
TEMPAT KERJA ADALAH LADANG DI MANA TUHAN MEMINTA KITA TAK HANYA MENCARI PENGHIDUPAN TETAPI JUGA MEMPRAKTiKKAN IMAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar