GIA Sby (Darmo Harapan sore)
Minggu, 30 Oktober 2011
Oleh: Pr. Evelyn Teoh (Singapura)
Minggu, 30 Oktober 2011
Oleh: Pr. Evelyn Teoh (Singapura)
FRUITFUL LIFE
(Galatia 5:16-25)
(Galatia 5:16-25)
Ketika Paulus menulis Galatia 2:20, Rasul Paulus menghadapi dua masalah yang ekstrim yang sedang terjadi di jemaat Galatia Yaitu:
- Legalisme yang mana hukum dan perbuatan itu penting dan harus dilakukan sebagai penambahan agar dapat diselamatkan. Anugrah Kristus tidaklah cukup harus ada tambahan agar dapat diselamatkan.
- Kebebasan untuk berbuat dosa. Dimana semua hukum itu tidak berlaku ketika Kristus telah menyelamatkan kita, sehingga kita bebas melakukan apa yang kita sukai. Bagi Rasul Paulus 2 pengajaran yang ekstrim tersebut adalah pengajaran yang salah dan bukan pengajaran Injil yang benar. Injil Kristus yang sejati mengajarkan bahwa orang benar hidup hanya oleh iman (Galatia 3:11) kasih karunia Kristus membebaskan kita dari legalisme dan kebebasan untuk tidak lagi melakukan segala keinginan daging. Dan ketika kita percaya kepada Kristus maka akan terpancar hukum moral, etika, dan hukum kasih karunia dalam kehidupan kita.
- Hubungan kita dengan Tuhan (Galatia 5:16-17). Roh Kudus bekerja berlawanan dengan keinginan daging kita yang berdosa. Kita harus mengambil keputusan yang tegas untuk hidup dipimpin oleh Roh kudus dan tidak lagi hidup menurut keinginan daging kita. Ketika kita sungguh mengasihi Allah maka dengan suka hati kita hidup menurut firman-Nya (Yohanes 14:23) Sediakan waktu untuk bersekutu dengan Allah, dan juga persekutuan dengan saudara-saudara seiman kita.
- Galatia 5:19-21 Meninggalkan semua dosa-dosa. Rasul Paulus menulis surat ini kepada orang-orang percaya, dimana dia menyadari bahwa tindakan – tindakan dosa masih ada dalam kehidupan orang Kristen. Kita akan tetap berada dalam natur manusia lama ketika kita masih mengeraskan hati untuk mengizinkan Roh Kudus mengubah kehidupan kita, seberapa lamapun kita sudah menjadi orang Kristen. Apakah saat ini kita masih bergumul dengan dosa-dosa kita? Biarlah kita mengizinkan Roh Kudus mengubah kehidupan kita hari lepas hari, percaya dan menaati firman-Nya setiap hari.
- Kesiapan untuk tetap hidup dipimpin oleh Roh Kudus (Galatia 5:24-25) menyalibkan keinginan daging juga melalui sakit dan penderitaan. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan:
- Mungkin mudah bagi kita untuk mengizinkan Roh Kudus bekerja dalam kehidupan kita jika tanpa penderitaan. Adalah hal yang mudah mengasihi orang yang menyenangkan hati kita, tetapi begitu sulitnya mengasihi orang yang tidak menyenangkan hati kita. Karenanya untuk dapat melepaskan segala dosa berarti harus menyalibkan hawa nafsu dan keinginan daging kita (Roma 5:3-5). Terkadang Tuhan izinkan penderitaan terjadi untuk dapat menolong kita agar kita mempunyai karakter yang baik. Dia Allah yang baik yang tidak berhenti memproses kehidupan kita sampai Ia melihat karakter yang baik dalam hidup kita.
- Penderitaan itu untuk menyatakan siapakah kita sebenarnya. Untuk itu siap sedialah menerima segala penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita. Karena segala penderitaan itu hanya sementara. Dan biarlah kita berjalan di dalam pimpinan Roh Kudus agar kehidupan kita boleh memancarkan keindahan Kristus.
Diringkas oleh: Pdm. Rian Waruwu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar