Cover Warta Jemaat 23 Oktober 2011

1501 / WG / X / 2011
Minggu, 23 Oktober  2011
Tahun XLII

KEBENARAN : TEMAN ATAU MUSUH

“Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? (Galatia 4:16)

Kebenaran adalah musuh terbesar saya sampai akhirnya ia menjadi satu-satunya teman saya," ucap Thelma, seorang mantan wanita tuna susila dan pecandu obat-obatan.
Bukan hanya mereka yang telah tenggelam dalam dosa yang perlu mendengar kesaksian Thelma. Mereka yang oleh dosanya telah diangkat dalam kemakmuran dan kekuasaan, juga perlu mendengar-nya.
Setelah kasus korupsi terungkap di beberapa korporasi utama Amerika Serikat, seorang reporter berkata, "Ini bukan masalah gaji dan insentif para eksekutif; tetapi masalah kebenaran."
Seperti halnya para eksekutif yang korupsi, Raja Ahab dari Israel adalah orang kaya dan berkuasa yang mendapat masalah karena ia dikelilingi oleh para penasihat yang hanya memberitakan kebohongan yang ingin didengarnya dan bukan kebenaran yang perlu diketahuinya (2 Tawarikh 18:4-7). Teman-temannya membawanya pada kematian yang tragis (ayat 33,34).
Berbeda dengan Ahab, Thelma sampai pada satu titik di mana ia sadar bahwa kebohongan adalah teman yang menipu. Pada saat itu, ia berbalik dan berhadapan dengan ketakutannya yang terbesar, yakni kebenaran, dan menemukan bahwa ia sebenarnya sedang menjauhi sesuatu yang dicarinya: Allah. Segala usahanya untuk menyelamatkan diri dengan kebohongan membawanya ke ambang kehancuran. Namun saat ia berbalik kepada Allah, Dia menjadikannya ciptaan yang baru (2 Korintus 5:17).
Apakah Anda menjadikan kebenaran sebagai teman, atau musuh? (JL)
 
MEREKA YANG MENDENGARKAN KEBOHONGAN KEHILANGAN KEMAMPUAN UNTUK MENDENGAR KEBENARAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar