Mimbar Gereja u/Warta 22 Mei 2011

GIA Sby (Darmo Harapan pagi)
Minggu, 15 Mei 2011
Oleh:  Pdt. Timotius Hogiono

BAGAIMANA MENGHADAPI PENDERITAAN
(Yakobus 1:2-12)

Surat Yakobus ditulis oleh seorang yang bernama Yakobus yang memperkenalkan dirinya sebagai hamba Allah & Kristus Yesus. Yakobus merupakan nama yang umum dipakai oleh orang-orang Yahudi pada waktu itu. Penulis surat Yakobus adalah saudara dari Tuhan Yesus yang bernama Yakobus dan merupakan seorang pemimpin agama di Yerusalem sekaligus bekerja untuk melihat keberadaan gereja Tuhan baik di Yerusalem dan diperantauan. Dalam Firman Tuhan ini Yakobus mengajarkan bagaimana sikap orang beriman dalam menghadapi penderitaan:
  1. Menganggap ujian itu sebagai kebahagiaan (ayat 1-4). Bagaimana mungkin penderitaan disebut sebagai kebahagiaan? Itu merupakan suatu hal yang mustahil. Namun Firman Tuhan mengajar kita (ayat 2) di dalam penderitaan yang kita alami umat Tuhan dapat mengerti dengan mempertimbangkan segala sesuatu dimana tatkala dalam kesusahan anggaplah suatu kebahagiaan karena Tuhan mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan umat-Nya. Rasul Petrus mengatakan bahwa ketika orang percaya menghadapi penderitaan itu merupakan ujian bagi iman kita dan merupakan proses pembentukan Allah untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Dia (1 Petrus 1:7).
  2. Meminta hikmat dari Tuhan (ayat 5-8). Hikmat merupakan pengetahuan Allah, karunia Allah yang diberikan kepada setiap orang yang meminta kepada-Nya. Hikmat Allah itu penting dalam hidup orang percaya dimana ketika dalam penderitaan sekalipun dimampukan untuk dapat menyelesaikannya dengan hikmat Allah.
  3. Memiliki pandangan yang tepat tentang kemiskinan dan kekayaan (ayat 9-11). Yakobus mengajarkan untuk dapat mempertimbangkan hidup kita dengan hal-hal yang berhubungan dengan materi, karena yang menerima surat Yakobus pada masa itu memiliki pandangan yang tidak benar terhadap materi karena banyak orang melupakan orang lain seperti orang miskin, janda dan yatim piatu. Mereka mementingkan diri sendiri. Oleh sebab itu Yakobus mengajarkan untuk melihat dengan prespektif yang benar tentang kemiskinan dan kekayaan dalam pandangan secara rohani. Orang miskin agar bermegah bukan karena kemiskinan tetapi karena memiliki tingkat rohani yang tinggi, dan juga orang kaya bermegah karena memiliki tingkat rohani yang tinggi bukan karena kekayaan yang dimiliki.
Oleh sebab itu di dalam berbagai tantangan maupun ujian dalam kehidupan ini mari kita terus bertahan karena Tuhan yang memberi kekuatan dan kiranya hidup kita memuliakan nama-Nya

Diringkas oleh: Ibu. Juni K. Telaumbanua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar