Rabu, 15 April 2009
PEREMPUAN YANG MELAYANI (Lukas 8 : 1 - 3)
Seorang rekan pendeta dari Myanmar berkata bahwa di negerinya perempuan tidak diperbolehkan memimpin gereja. Jangankan menjadi pendeta, menjadi penatua di gereja pun tidak lazim. Demi melestarikan budaya patriarkat ini, warga gereja memakai ayat Alkitab. Perkataan Paulus bahwa "perempuan harus berdiam diri" dijadikan dasar pembenaran. Padahal faktanya, potensi dan peran perempuan sangat besar dalam gereja.
Lukas menceritakan, ketika Yesus dan para murid melayani, sekelompok perempuan mendukung mereka. Memang mereka tidak tampil di panggung. Perannya tak terlihat, tetapi sangat menentukan. Disitu ada Maria Magdalena. Setelah dipulihkan dari masa lalu yang gelap, ia memberi hidupnya untuk melayani Tuhan. Ada juga istri pejabat bernama Yohana. Dengan kekayaannya, ia berusaha mencukupi kebutuhan rombongan Yesus. Para perempuan ini memakai kemampuan dan bakat mereka untuk melayani Tuhan. Bahkan saat Yesus disalib dan para murid melarikan diri, mereka justru bertahan mendapingi Yesus sampai mayat-Nya dibaringkan (Lukas 23 : 49, 55). Ketika Yesus bangkit, merekalah yang pertama melihatNya dan menjadi saksi kunci kebangkitanNya (Lukas 24 : 10). Melalui merekalah berita Paskah tersebar kemana-mana !
Dewasa ini, peran perempuan tak kalah pentingnya dalam hidup bergereja. Karena para suami sibuk di tempat kerja, para istrilah yang punya kepedulian tinggi terhadap pelayanan gereja. Mengurus konsumsi, melawat yang sakit dan berduka, mengatur rumah tangga gereja, bahkan memimpin jemaat. Sungguh, peran perempuan tak boleh dipandang sebelah mata.
Renungkan : Wanita pun berperan dalam rencana keselamatan Allah bagi dunia ini (JTI)
Kamis, 16 April 2009
MEMPERHATIKAN KUBUR YESUS. (Lukas 23:50-24:12)
Saya dan anak perempuan saya yang terkecil sedang berjalan melewati sebuah toko beberapa minggu sebelum Paskah. "Lihat semua barang-barang ini," katanya. "Hanya permen dan mainan. Saya berani bertaruh tak ada satu nisan pun dijual di toko ini."
Renungkan: Kubur Kristus yang kosong menjamin kemenangan kita atas kematian. (DCM)
Jumat, 03 April 2009
PENGHAPUSAN YANG FATAL (1Korintus 1:18-31)
Setiap tahun perayaan Paskah membawa banyak berkat bagi orang-orang percaya. Sementara kita mengenang kematian Tuhan di kayu salib, hati kita dipenuhi oleh kasih dan ucapan syukur. Tetapi kita tidak tinggal tetap di lereng bukit Palestina itu, saat kematian tampaknya telah meraih kemenangan. Kita bergegas menuju pagi kebangkitan dengan sorak-sorai kemenangannya. Semua peristiwa selama Minggu Paskah terjalin menjadi hamparan anugerah yang menakjubkan. Kayu yang ternoda darah dan kubur yang kosong merupakan sebuah kesatuan. Menghilangkan salib dari Paskah merupakan penghapusan yang fatal.
Renungkan: Salib dan kubur yang kosong memberikan keselamatan penuh. (VCG)
Sabtu, 04 April 2009
KILAT DAN GUNTUR. (Yakobus 2:14-26)
Pada saat kita melihat kilat menyambar di langit, kita tahu bahwa bunyi guntur yang menggelegar akan segera mengikutinya. Jika tidak ada kilat, tidak akan ada guntur, karena yang satu menyebabkan timbulnya yang lain.
Demikian juga dengan iman. Seperti halnya guntur selalu mengikuti kilat, perbuatan baik selalu mengikuti iman.
Dalam Perjanjian Baru, hubungan antara iman dan perbuatan dijelaskan dalam surat-surat yang ditulis Paulus kepada jemaat di Efesus, dan dalam surat pendek dari Yakobus. Sekilas keduanya tampak saling bertentangan. Paulus menegaskan, "Karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, ... itu bukan hasil pekerjaanmu" (Efesus 2:8-9). Tetapi Yakobus menyatakan, "Manusia dibenarkan [dinyatakan benar] karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman" (Yakobus 2:24).
Meskipun terlihat bertentangan, dalam konteksnya kita mendapati bahwa Yakobus tidak menyangkal bahwa kita diselamatkan karena iman. Ia merujuk kepada Abraham dan berkata "percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (ayat 23). Ini terjadi bertahun-tahun sebelum Abraham membuktikan imannya, yakni ketika ia mempersembahkan Ishak sebagai korban persembahan kepada Allah (ayat 21). Paulus pun tidak menyangkal nilai dari perbuatan baik, karena setelah menyatakan bahwa kita diselamatkan oleh iman, ia mengatakan bahwa kita diselamatkan "untuk melakukan pekerjaan baik" (Efesus 2:10).
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda memiliki "kilat" iman dalam Kristus yang diikuti "guntur" perbuatan-perbuatan baik?.
Renungkan: Kita diselamatkan hanya oleh iman tetapi iman yang menyelamatkan tidak berdiri sendiri. (HWR)
Lukas menceritakan, ketika Yesus dan para murid melayani, sekelompok perempuan mendukung mereka. Memang mereka tidak tampil di panggung. Perannya tak terlihat, tetapi sangat menentukan. Disitu ada Maria Magdalena. Setelah dipulihkan dari masa lalu yang gelap, ia memberi hidupnya untuk melayani Tuhan. Ada juga istri pejabat bernama Yohana. Dengan kekayaannya, ia berusaha mencukupi kebutuhan rombongan Yesus. Para perempuan ini memakai kemampuan dan bakat mereka untuk melayani Tuhan. Bahkan saat Yesus disalib dan para murid melarikan diri, mereka justru bertahan mendapingi Yesus sampai mayat-Nya dibaringkan (Lukas 23 : 49, 55). Ketika Yesus bangkit, merekalah yang pertama melihatNya dan menjadi saksi kunci kebangkitanNya (Lukas 24 : 10). Melalui merekalah berita Paskah tersebar kemana-mana !
Dewasa ini, peran perempuan tak kalah pentingnya dalam hidup bergereja. Karena para suami sibuk di tempat kerja, para istrilah yang punya kepedulian tinggi terhadap pelayanan gereja. Mengurus konsumsi, melawat yang sakit dan berduka, mengatur rumah tangga gereja, bahkan memimpin jemaat. Sungguh, peran perempuan tak boleh dipandang sebelah mata.
Renungkan : Wanita pun berperan dalam rencana keselamatan Allah bagi dunia ini (JTI)
Kamis, 16 April 2009
MEMPERHATIKAN KUBUR YESUS. (Lukas 23:50-24:12)
Saya dan anak perempuan saya yang terkecil sedang berjalan melewati sebuah toko beberapa minggu sebelum Paskah. "Lihat semua barang-barang ini," katanya. "Hanya permen dan mainan. Saya berani bertaruh tak ada satu nisan pun dijual di toko ini."
Saya pikir sungguh menarik saat ia menyebutkan nisan dan bukan salib atau bunga bakung yang dianggap sebagai lambang Paskah. Ia mungkin telah menemukan sesuatu yang sering terlewat oleh saya dalam ketergesaan untuk merayakan kebangkitan Tuhan. Yesus ditempatkan di sebuah kubur, dan dalam pikiran orang-orang yang sangat dekat dengan-Nya, di sanalah Dia tinggal.
Perhatikanlah, dalam Lukas 23 dan 24 berapa kali mayat Yesus dan kubur disebutkan. Pada pagi hari Paskah yang pertama, beberapa perempuan datang ke kubur untuk mengurapi mayat dengan rempah-rempah bagi penguburan yang layak. Dalam dukacita yang amat dalam atas kematian yang mengerikan, mereka terguncang oleh berita yang terdengar sangat menakjubkan sehingga sulit untuk dipercayai: "Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit." (Lukas 24:6).Dukacita dan hancurnya impian kita yang seakan menjadi akhir dari segalanya, diubahkan untuk selamanya oleh kenyataan kubur Yesus yang kosong. Kubur itu menyerukan kemenangan Yesus atas dosa dan kematian, dan pengharapan yang hidup yang kita miliki di dalam Dia.
Peristiwa Paskah yang agung hanyalah sebagian dari kisah ini. Kita akan memperoleh makna yang seutuhnya bila kita sudah lebih dahulu memperhatikan kubur Yesus
Renungkan: Kubur Kristus yang kosong menjamin kemenangan kita atas kematian. (DCM)
Jumat, 03 April 2009
PENGHAPUSAN YANG FATAL (1Korintus 1:18-31)
Ketika sebuah gabungan gereja-gereja mengumumkan perayaan Paskah, mereka sama sekali tidak menyebut-nyebut tentang salib. Penghapusan itu memang disengaja. Seorang pejabat gereja menjelaskan, "Salib menimbulkan terlalu banyak beban budaya."
Memang selama ini salib selalu menyinggung perasaan beberapa pihak. Rasul Paulus dengan tegas mengatakan bahwa "pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa" (1Korintus 1:18). Diselamatkan secara kekal oleh Pribadi yang dihukum secara tidak adil beratus-ratus tahun yang lalu, sungguh suatu teguran terhadap harga diri, kebaikan, dan kemandirian manusia! Tetapi tanpa salib itu, kubur yang kosong menjadi tak berarti. Itulah sebabnya Paulus dengan penuh rasa syukur berseru, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus" (Galatia 6:14).Setiap tahun perayaan Paskah membawa banyak berkat bagi orang-orang percaya. Sementara kita mengenang kematian Tuhan di kayu salib, hati kita dipenuhi oleh kasih dan ucapan syukur. Tetapi kita tidak tinggal tetap di lereng bukit Palestina itu, saat kematian tampaknya telah meraih kemenangan. Kita bergegas menuju pagi kebangkitan dengan sorak-sorai kemenangannya. Semua peristiwa selama Minggu Paskah terjalin menjadi hamparan anugerah yang menakjubkan. Kayu yang ternoda darah dan kubur yang kosong merupakan sebuah kesatuan. Menghilangkan salib dari Paskah merupakan penghapusan yang fatal.
Renungkan: Salib dan kubur yang kosong memberikan keselamatan penuh. (VCG)
Sabtu, 04 April 2009
KILAT DAN GUNTUR. (Yakobus 2:14-26)
Pada saat kita melihat kilat menyambar di langit, kita tahu bahwa bunyi guntur yang menggelegar akan segera mengikutinya. Jika tidak ada kilat, tidak akan ada guntur, karena yang satu menyebabkan timbulnya yang lain.
Demikian juga dengan iman. Seperti halnya guntur selalu mengikuti kilat, perbuatan baik selalu mengikuti iman.
Dalam Perjanjian Baru, hubungan antara iman dan perbuatan dijelaskan dalam surat-surat yang ditulis Paulus kepada jemaat di Efesus, dan dalam surat pendek dari Yakobus. Sekilas keduanya tampak saling bertentangan. Paulus menegaskan, "Karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, ... itu bukan hasil pekerjaanmu" (Efesus 2:8-9). Tetapi Yakobus menyatakan, "Manusia dibenarkan [dinyatakan benar] karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman" (Yakobus 2:24).
Meskipun terlihat bertentangan, dalam konteksnya kita mendapati bahwa Yakobus tidak menyangkal bahwa kita diselamatkan karena iman. Ia merujuk kepada Abraham dan berkata "percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (ayat 23). Ini terjadi bertahun-tahun sebelum Abraham membuktikan imannya, yakni ketika ia mempersembahkan Ishak sebagai korban persembahan kepada Allah (ayat 21). Paulus pun tidak menyangkal nilai dari perbuatan baik, karena setelah menyatakan bahwa kita diselamatkan oleh iman, ia mengatakan bahwa kita diselamatkan "untuk melakukan pekerjaan baik" (Efesus 2:10).
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda memiliki "kilat" iman dalam Kristus yang diikuti "guntur" perbuatan-perbuatan baik?.
Renungkan: Kita diselamatkan hanya oleh iman tetapi iman yang menyelamatkan tidak berdiri sendiri. (HWR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar