RENUNGAN SEPANJANG MINGGU
Senin, 14 Desember 2015
GEMBALA YANG BAIK (Lukas 15:1-10)
Kita tidak dapat menghindar dari kritik. Apapun yang kita lakukan bisa mengundang kritik, entahkah itu kritik yang membangun atau yang menjatuhkan. Bahkan jika kita diam sekalipun, pasti akan ada kritik yang terlontar. Tidak heran, jika kritik dapat mengubah orang menjadi baik, walau tidak sedikit juga yang berakibat buruk pada seseorang.
Pada waktu itu, Yesus dikritik oleh orang Farisi dan ahli Taurat karena "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka" (2). Bagi mereka, berdekatan dengan orang berdosa akan menyebabkan mereka ketularan tidak `bersih\'. Yesus pun merespons dengan trio perumpamaan: domba yang hilang, dirham yang hilang, dan anak yang hilang. Dalam perumpamaan yang pertama, si gembala menemukan bahwa ada satu ekor domba yang hilang. Lalu ia mencari domba yang hilang itu sampai ia menemukannya (4). Tidak sedikit pun ia menyalahkan domba yang hilang itu (berlawanan dengan sikap ahli Taurat dan orang Farisi terhadap orang berdosa). Yang Yesus perlihatkan di sini adalah mencari yang hilang, menemukan dan merayakan penemuan itu (6). Begitu pula dalam perumpamaan tentang seorang wanita yang kehilangan satu dari sepuluh dirham yang dimilikinya. Begitu berharganya dirham itu sehingga ia harus bersusah payah mencarinya sampai akhirnya menemukannya. Begitu gembiranya, hingga ia mengajak sahabat dan tetangganya untuk merayakan penemuan itu.
Kedua perumpamaan ini memperlihatkan bahwa Allah adalah Bapa yang aktif mencari orang yang "hilang" dan bersukacita ketika mereka ditemukan. Oleh sebab itulah Dia mengutus Kristus (Mat. 10:6, 15:24, bdk. Luk. 4:18-19). Maka kita, murid-murid-Nya, seharusnya memiliki belas kasih yang sama seperti yang Guru kita miliki. Mari buka mata kita bagi sekeliling kita untuk memperhatikan mereka yang terhilang. Temui mereka dan kabarkan Berita Kesukaan itu!.
"SEBAB ANAK MANUSIA DATANG UNTUK MENCARI DAN MENYELAMATKAN YANG HILANG." (LUK. 19:10)
Selasa, 15 Desember 2015
SUKACITA KARENA DITEMUKAN (Lukas 15:1-10)
Pernahkah Anda kehilangan sesuatu yang sangat berharga? Orang yang kehilangan sesuatu yang sangat berharga pasti akan merasa sedih. Namun sedih akan berganti suka bila barang itu ditemukan kembali sesudah dicari-cari. Itulah gambaran yang dipakai Tuhan Yesus untuk melukiskan sukacita surga yang terjadi apabila ada orang berdosa yang bertobat.
Perumpamaan tentang domba yang hilang (1-7) dan dirham yang hilang (8-10) memperlihatkan bagaimana pemilik domba dan pemilik dirham tidak tinggal diam ketika satu dari antara beberapa milik mereka hilang. Fokus perhatian pemilik domba saat itu adalah seekor yang hilang, bukan sembilan puluh sembilan ekor yang lain. Begitu pula dengan pemilik dirham. Perhatiannya tertuju pada satu dirham yang lenyap dari antara sembilan dirham yang masih tersisa. Padahal domba adalah hewan yang mudah tersesat dan begitu sulit menemukan jalan mereka. Dirham pun tidak mudah dicari karena kecil dan masa itu belum ada lantai yang menggunakan keramik, teraso, tegel, atau pualam berwarna terang yang akan memudahkan pencarian. Maka betapa bersukacitanya pemilik domba dan pemilik dirham ketika jerih lelah mereka menunjukkan hasil. Apa yang mereka cari dapat ditemukan.
Kedua kisah itu melukiskan sikap Bapa terhadap orang berdosa. Ia tidak hanya berhenti pada kemarahan dan keadilan-Nya. Ia justru berinisiatif mencari mereka karena Ia menginginkan mereka kembali kepada Dia.
Itulah yang dilakukan Yesus di dunia ini. Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Dialah jalan bagi orang yang terhilang untuk dapat datang kepada Bapa. Dan karya Allah di dalam Yesus itu kemudian dilanjutkan oleh murid-murid-Nya.
Untuk kita, murid Kristus di zaman ini, berlaku tugas yang sama. Kita perlu mencari "domba’ dan "dirham’ yang hilang. Kita harus menunjukkan kepada mereka jalan kepada Allah melalui Yesus, agar sukacita yang besar terjadi di surga karena satu orang yang hilang telah diketemukan kembali. Karena satu orang berdosa telah bertobat dan datang kepada Bapa.
MILIKILAH KASIH KRISTUS DALAM KEHIDUPAN KITA!
Rabu, 16 Desember 2015
MENCARI YANG TERSESAT DAN HILANG (Lukas 15:1-10)
Di akhir pasal 14 Yesus berkata, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" (Luk. 14:35). Kemudian Lukas 15 ini dimulai dengan pemberitahuan bahwa para pemungut cukai dan orang-orang berdosa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia (1). Namun, orang-orang Farisi dan guru-guru agama justru mengeluhkan hal itu (2). Sebab itu, Yesus mengisahkan tiga perumpamaan, tetapi perumpamaan yang ketiga memiliki penekanan yang berbeda.
Perumpamaan pertama tentang domba yang hilang (4-6). Seekor anjing yang tersesat bisa saja menemukan jalan pulang, tetapi seekor domba tidak demikian. Tersesat sendirian membuat si domba terancam bahaya dari predator yang mengincarnya. Perumpamaan kedua tentang perempuan yang kehilangan salah satu dari sepuluh dirham yang dia miliki (8-9). Kedua perumpamaan ini menekankan hilangnya milik yang berharga. Lalu si pemilik berinisiatif untuk mencari dengan cermat sampai ia menemukan miliknya yang hilang itu. Setelah yang hilang ditemukan, si pemilik bersukacita dan mengajak sahabat-sahabat mereka untuk bersukacita bersamanya.
Jika orang bisa begitu bersukacita atas ditemukannya miliknya yang sebelumnya hilang, Yesus menjelaskan bahwa surga pun bersukacita ketika ada seorang pendosa yang bertobat (7, 10). Ini tidak sejalan dengan sikap orang Farisi yang mengeluhkan sikap Yesus dalam menyambut orang berdosa yang mendatangi Dia. Mengapa mereka tidak mau bersukacita dengan orang berdosa yang bertobat? Itulah yang dijawab oleh perumpamaan yang ketiga, yang akan kita baca besok.
Jika satu dirham dan seekor domba begitu berharga sehingga pemiliknya berupaya keras untuk mencari dan menemukannya, betapa lebih berharganya orang berdosa yang mau bertobat. Jika surga bersukacita atas pertobatan seorang berdosa, maka mencari serta menemukan "domba yang tersesat" dan "koin yang hilang" seharusnya menjadi bagian kita juga, murid-murid Kristus di masa kini.
APAKAH KITA JUGA MENGASIHI “YANG TERHILANG” SEPERTI KRISTUS MENGASIHI KITA?
Kamis, 17 Desember 2015
HILANG DAN DITEMUKAN (Lukas 15: 1-10)
Selama bertahun-tahun bekerja dengan anak-anak muda yang kecanduan narkoba, saya tidak pernah menyerah terhadap satu orang pun, sampai akhirnya saya bertemu Sam. Ia mempunyai problem yang unik dan seorang pemberontak. Tanpa sadar, saya mulai menjauhinya. Sampai kemudian Tuhan mengingatkan saya yang telah bersikap salah.
Ketika menginap bersama teman-teman, saya kehilangan sebuah cincin yang sangat berharga. Saya mencarinya habis-habisan, bahkan sampai membongkar tempat tidur, tetapi cincin itu tetap tidak ditemukan. Akhirnya saya berpikir, Pencarian ini sudah terlalu banyak memakan perhatian saya. Saya akan kembali kepada Allah dan firman-Nya.
Sementara berlutut di samping tempat tidur, saya membuka Alkitab di Lukas 15 dan mulai membaca tentang seorang perempuan yang kehilangan dirhamnya [uang logam]. Manakala saya merenungkan perumpamaan ini, sepertinya Tuhan berkata, "Kau telah berusaha keras mencari cincinmu yang hilang. Maukah kau berusaha sekeras itu untuk memenangkan jiwa Sam?" Dengan mata tertutup, saya menjawab dengan tulus, "Ya Tuhan, saya bersedia!"
Begitu membuka mata, saya melihat cincin itu di atas tempat tidur tidak jauh dari Alkitab saya. Betapa sukacitanya saya! Beberapa bulan kemudian, saya bersama para malaikat di surga lebih bersukacita lagi karena akhirnya Sam menjadi milik Kristus!
Bertanyalah pada diri Anda sendiri: Adakah saya mencari jiwa yang terhilang segigih ketika saya mencari benda saya yang hilang?.
KARENA KITA TELAH DITEMUKAN KITA DIBERI TUGAS UNTUK MENCARI YANG HILANG
Jumat, 18 Desember 2015
SUKACITA KARENA PEMBEBASAN (Lukas 15:1-10)
Pada November 2001, banyak orang di seluruh dunia bersukacita ketika delapan orang tawanan dibebaskan setelah tiga bulan mengalami ketegangan karena ditawan di Afghanistan. Mereka telah dituntut karena menyebarkan ajaran kristiani. Pada saat itu hukuman untuk kesalahan itu adalah hukuman mati.
Setelah bebas, mereka menuju jalanan dan disambut oleh pelukan dan tepukan tangan. Ketika tiba di Pakistan, mereka pun disambut dengan hangat dan meriah. Kemudian ketika kembali ke Texas, diadakan perayaan yang sangat meriah di gereja asal dua tawanan di antara mereka, yakni Dayna Curry dan Heather Mercer. Anggota-anggota gereja yang ikut berdoa semalam suntuk, bergabung bersama staf gereja untuk bersukacita. Pendeta mengangkat tangan dan berseru, "Terima kasih Tuhan!"
Ketika saya membaca berita mengenai pembebasan tawanan-tawanan itu, saya teringat pada kebebasan lebih besar yang dapat kita alami, yaitu kebebasan dari dosa. Ketika kita menerima Kristus sebagai Juruselamat, kita dibebaskan dari hukuman dan ikatan dosa (Roma 6:6,23). Malaikat-malaikat Allah akan bersukacita (Roma 6:6,23) dan penghuni surga akan bergembira (ayat 7).
Berkat penebusan tidak dapat diukur. Jadi, ketika orang-orang kristiani mendengar bahwa seseorang dibebaskan dari dosa, kita akan bersukacita!
PUJIAN ADALAH BAHASA DARI PARA PENDOSA YANG TELAH DIBEBASKAN
Sabtu, 19 Desember 2015
SUKACITA KARENA SATU ORANG (Lukas 15:1-10)
Banyak orang kristiani dengan mudahnya mengikuti suatu pandangan keliru yang menyatakan bahwa kesaksian mereka kepada satu orang tidak akan mempunyai arti apa-apa. Akan tetapi, tentu saja apa yang kita baca dalam Injil tidak mendukung hal itu. Meskipun pelayanan umum yang dilakukan oleh Yesus hanya berlangsung sampai kurang lebih tiga tahun, Dia tidak pernah terlalu sibuk untuk menjalin relasi dengan setiap orang, secara pribadi.
Memang benar, Yesus telah berkhotbah di hadapan banyak orang di Yudea, memberi makan 5.000 orang yang berkumpul di dekat Danau Galilea, dan melayani banyak sekali orang di Kapernaum. Akan tetapi, Dia tidak pernah mengabaikan betapa berharganya satu jiwa!
Dalam memberikan kesaksian pribadi, kita akan dikuatkan saat membaca percakapan Yesus dengan seseorang yang bernama Nikodemus pada suatu malam (Yohanes 3); pertemuan-Nya dengan seorang wanita di sebuah sumur di Samaria (Yohanes 4); dan ketertarikan-Nya secara pribadi terhadap seorang pria bernama Zakheus, yang memanjat pohon ara supaya dapat melihat Tuhan dengan jelas (Lukas 19). Betapa terkejutnya Zakheus ketika Yesus memanggilnya dari antara orang banyak dan berkata, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu” (ayat 5).
Jika Anda pernah tergoda untuk mengecilkan arti kesaksian Anda pribadi kepada satu jiwa, maka ingatlah teladan yang telah diberikan Yesus. Alkitab mengatakan bahwa surga bersukacita karena ada satu orang berdosa yang bertobat
JANGAN PERNAH MEREMEHKAN ARTI SATU JIWA