Renungan Harian 20 - 25 Oktober 2014

RENUNGAN HARIAN

Senin, 20 Oktober 2014
INTI PEMBERITAAN INJIL. (1Korintus 15:1-11)
Paulus menganggap penting untuk mengingatkan kembali jemaat Korintus akan Injil yang telah diberitakannya. Jemaat Korintus telah menerima Injil dan hidup di dalamnya. Karena itu tak dapat disangkal bahwa jemaat Korintus telah menerima keselamatan (ayat 1). Namun ada catatan penting yang bukan hanya harus selalu diingat dan dipegang tetapi juga ditambahkan kepada pengetahuan mereka tentang injil (ayat 2).
Pertama, Injil harus dipahami sebagai suatu kesatuan berita tentang kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Paulus menekankan bahwa kematian dan kebangkitan-Nya adalah rangkaian peristiwa yang menjadi inti Injil. Ia mati karena dosa-dosa manusia, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai Kitab Suci (ayat 3,4; bdk. Yes 53:4-6,8,11-12; Hos 6:2; Yun 1:17). Fakta kebangkitan-Nya, sebagaimana kesaksian saksi mata, antara lain: Kefas, kedua belas murid, lebih dari lima ratus saudara, Yakobus, semua rasul dan yang paling akhir Paulus sendiri (ayat 5-8), menggagalkan keraguan beberapa orang terhadap kebangkitan orang mati.
Kedua, Injil harus menjadi motivasi pembawa berita. Paulus telah dipilih sebagai saksi kebangkitan Yesus dan dipanggil menjadi rasul meskipun ia menganggap dirinya rasul yang paling hina karena ia menganiaya jemaat Allah (ayat 9). Namun, ia menganggap kasih karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadanya, yaitu Injil keselamatan menjadi motivasi kuat untuk bekerja lebih keras dari rasul yang lain (ayat 10-11).
Hendaknya gereja tidak melupakan fondasi yang mengokohkannya yaitu Injil Yesus Kristus karena gereja ada karena pemberitaan Injil disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting ini dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya. 
OLEH INJIL KITA DISELAMATKAN. OLEH INJIL KITA MENGETAHUI BAHWA KEMATIAN DAN KEBANGKITAN-NYA TELAH MELEPASKAN KITA DARI KUASA DOSA DAN DARI MURKA ALLAH.

Selasa, 21 Oktober 2014
PENGHARAPAN YANG AKAN DATANG. (1Korintus 15:12-19)
Perbedaan pandangan tentang kebangkitan orang mati dalam masyarakat pluralis di Korintus bisa saja mempengaruhi lunturnya iman percaya jemaat Tuhan. Namun, Paulus jeli dalam mengantisipasi masuknya pandangan yang tidak sesuai dengan iman Kristen ke dalam kehidupan jemaat. Paulus menegaskan penolakannya terhadap dua pandangan yang berbeda. Jemaat harus menyimak dengan saksama, jika tidak ingin menjadi orang yang paling malang dari segala manusia (ayat 19).
Pertama, Paulus menolak pandangan orang Saduki dan orang Yahudi yang sangat dipengaruhi konsep Yunani bahwa tidak ada kebangkitan orang mati. Jemaat Korintus pun seharusnya menolak pandangan itu. Dengan gaya retoris, Paulus berargumen bagaimana mungkin ada di antara jemaat yang mengatakan tidak ada kebangkitan orang mati (ayat 12). Pertanyaan Paulus jelas mendorong mereka untuk menerima kebangkitan orang-orang percaya karena mereka sudah setuju dengan Paulus bahwa Yesus telah dibangkitkan (ayat 12-16).
Kedua, Paulus menolak pandangan Yunani tentang imortalitas jiwa tanpa kebangkitan tubuh, sebagaimana orang Farisi. Kebangkitan Kristus tidak hanya mencakup aspek kehidupan iman percaya masa kini tetapi juga pengharapan akan kehidupan masa yang akan datang; pada kehidupan yang akan datang kita akan dibangkitkan bersama Kristus dengan tubuh sorgawi (ayat 18-19; bdk. 15:35-49; Dan. 12:2). Jemaat Korintus seharusnya tidak hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus (ayat 19).
Pandangan-pandangan yang bertentangan dengan kebangkitan Yesus patut ditolak demi menjamin kepercayaan yang tidak sia-sia, hidup dalam pengampunan dosa dan hidup dalam pengharapan yang akan datang.
IMAN YANG BERLANDASKAN PADA KEBANGKITAN YESUS MENJAMIN PENGHARAPAN AKAN KEHIDUPAN YANG AKAN DATANG.

Rabu, 22 Oktober 2014
KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS (1 Korintus 15:1-11)
Dalam pasal 15 ini rasul Paulus menjelaskan pokok masalah tentang kematian dan kebangkitan. Karena kala itu jemaat Korintus "diganggu" oleh orang-orang yang tidak percaya akan kebangkitan sehingga penting bagi Paulus untuk membahasnya (3).
Pertama, kematian Yesus merupakan dasar dari keselamatan manusia. Pernyataan "Kristus mati karena dosa-dosa kita" memberi penjelasan jika Kristus tidak mati, maka manusia tidak memiliki keselamatan. Yesus mati sebagai kurban pengganti karena dosa kita. Ia mati untuk menebus kita sehingga melalui kematian-Nya kita dapat bersekutu dengan Allah.
Kedua, Yesus yang mati itu dikuburkan (4). Bagaimana mungkin Ia dikuburkan jika Ia tidak melalui fase kematian?
Ketiga, Yesus dibangkitkan pada hari yang ketiga (4). Keraguan orang-orang Korintus akan kebangkitan Kristus dijawab oleh Paulus dengan memberikan bukti meyakinkan bahwa ada banyak orang yang melihat Yesus setelah kebangkitan. Antara lain, kepada Kefas (Petrus), kedua belas rasul (5), lebih dari lima ratus saudara sekaligus (6), Yakobus, kemudian semua rasul (7), dan Paulus sendiri (8). Mereka semua adalah saksi dari kebangkitan Kristus. Jangan lupa hidup Paulus yang sudah diubahkan juga adalah kesaksian otentik akan kuasa kebangkitan Kristus (9-10).
Paulus mengatakan bahwa apa yang ia sampaikan ini "sesuai dengan Kitab Suci" (3, 4). Paulus tidak menyampaikan argumennya sendiri tanpa dasar tertulis. Semua yang ia kemukakan di dasarkan pada apa yang tercatat dalam Kitab Suci, yaitu berita kematian dan kebangkitan Kristus telah dinyatakan dalam nubuat-nubuat Perjanjian Lama.
Hingga saat ini selalu ada orang-orang yang menyangsikan kematian dan kebangkitan Kristus. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kekristenan dan orang percaya. Oleh karenanya yang menjadi tanggung jawab setiap orang percaya ialah mempelajari Kitab Suci dengan baik, sehingga iman kita menjadi kuat dan setiap kita pula dapat melakukan pembelaan iman berdasarkan Alkitab.

Kamis, 23 Oktober 2014
TIDAK MUNGKIN KEMBALI (1 Korintus 15:12-19)
Toto, ayah muda yang energik. Ia tekun bekerja, lima hari seminggu ke luar kota dengan berkendaraan sepeda motor, dan baru pada akhir pekan berkumpul dengan keluarga. Suatu pagi seorang sopir colt menikung cepat di kelokan dan menabraknya dari belakang. Toto meninggal tiga jam kemudian. Akhir pekan itu, ia tidak kembali kepada istri dan anaknya.
Tidak mungkin kembali. Itulah berita pedih yang dibawa oleh kematian. Dan, kepedihan itulah yang menyusupi hati para murid setelah Guru mereka meninggal dengan cara yang paling hina di mata masyarakat: disalibkan. Mereka pedih, dan ketakutan-sebagai pengikut orang yang disalibkan, mereka juga terancam hukuman serupa. Mereka pedih, dan juga bertanya-tanya: bagaimana dengan janji-Nya tentang Kerajaan Allah? Mereka pun mengurung diri. Sampai ... kebangkitan Kristus pada Minggu pagi mengubahkan semuanya itu!
Paulus secara jitu menyimpulkan bahwa kebangkitan Kristus merupakan titik tumpu berita Injil dan iman kita. Kebangkitan-Nya melenyapkan kepedihan dan ketakutan para murid serta menjawab pertanyaan mereka: bahwa perkataan-Nya benar dan bahwa Dia adalah Allah. Kebangkitan-Nya juga menegaskan bahwa kematian bukanlah titik final kehidupan: ada kehidupan baru yang kekal bersama-Nya. Itulah yang mengubah para murid dari orang-orang pengecut yang menjauhi Golgota, menjadi pemberita Injil yang gigih dan siap berkorban nyawa.
Kebangkitan-Nya menyadarkan kita untuk tidak larut dalam kepedihan dan ketakutan. Mari hadapi kehidupan dan kematian dengan keyakinan: kebenaran Tuhan akhirnya akan Berjaya
KEBANGKITAN KRISTUS MENJEBOL TEMBOK PADAT KEMATIAN DAN MENYINGKAPKAN PENGHARAPAN AKAN KEHIDUPAN BARU

Jumat, 24 Oktober 2014
PINJAMAN (1 Korintus 15:1-11)
Dalam puisinya I Lend This Child To You, Edgar A. Guest menyampaikan sebuah pesan indah. Berikut adalah petikannya: Aku akan pinjamkan bagimu untuk sesaat seorang anak milik-Ku, untuk kaucintai semasa ia hidup dan untuk ditangisi saat ia meninggal. Mungkin selama enam atau tujuh tahun / Atau dua puluh dua atau tiga. Tapi maukah kau-sampai Aku memanggilnya pulang, menjaganya untuk-Ku?. Maukah engkau memberikan padanya seluruh kasihmu tanpa berpikir pekerjaan itu akan sia-sia atau membenci-Ku saat Aku datang memanggil-untuk mengambilnya kembali?
Sebuah puisi yang mencelikkan mata para orangtua. Ketika dunia mengatakan bahwa apa-apa yang ada di hidup kita adalah milik kita sendiri, puisi ini mengembalikan kita pada realita. Bahwa segala sesuatu yang selama ini kita anggap milik kita, sesungguhnya hanya pinjaman dari Tuhan. Termasuk anak-anak yang dipercayakan pada kita. Mereka milik Tuhan, dan suatu saat harus dikembalikan pada pemilik-Nya. Maka, bagaimanakah sikap bertanggung jawab dari seorang yang "hanya dipinjami"?
Karena anak adalah "pinjaman Tuhan" yang bernilai kekal, maka kita harus menyampaikan Injil kepadanya-seperti yang terurai dalam bacaan hari ini. Agar ia sungguh-sungguh mengenal dan memercayai Kristus, Pribadi yang akan "mengambilnya kembali" dan memintanya mempertanggungjawabkan hidupnya. Dan tidak ada kata "nanti" atau "besok" untuk melakukannya. Sebab kita tak tahu kapan Tuhan hendak memintanya kembali. Doakan, bimbing, dan dampingi anak kita untuk menjadikan Kristus Raja di hidupnya!  (AW)
KETIKA TUHAN MEMINJAMKAN ANAK-ANAK DI HIDUP KITA, DIA HANYA MINTA KITA MENUNJUKKAN JALAN PULANG YANG BENAR
 
Sabtu, 25 Oktober 2014
PENTINGNYA KEBANGKITAN KRISTUS (1 Korintus 15:12-34)
Dalam kekristenan, kebangkitan adalah sangat penting. Fakta bahwa Yesus bangkit pada hari yang ke-3, mempunyai arti yang sangat penting. Karena kebangkitan-Nya membuktikan keilahian-Nya.
Persoalan yang terjadi dalam Jemaat Korintus adalah mereka percaya bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, tetapi sulit untuk memercayai adanya kebangkitan orang mati (12, 13, 16). Bagi Paulus, hal ketidakpercayaan akan kebangkitan orang mati ini tidak sepele, karena akan mendistorsi berita kebangkitan Kristus. Dengan kalimat yang tegas ia mengatakan "Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati"(32). Dengan kata lain tidak ada perbedaan antara kehidupan orang Kristen dan orang tidak percaya, karena sama-sama akan mengalami kebinasaan.
Yang membuat perbedaan adalah pentingnya kebangkitan Kristus yang menjadi dasar iman Kristen. Paulus memberikan penegasan kepada mereka bahwa jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah pemberitaan para rasul dan iman kita (14). Jika Kristus tidak dibangkitkan maka kita tetap tinggal dalam dosa (17). "kamu masih hidup dalam dosamu". Dosa yang membuat manusia terpisah dari Allah, yang membuat manusia mati dan binasa (21, 22).
Fakta kebangkitan Kristuslah yang membuat setiap orang percaya dibebaskan dari belenggu dosa dan kebinasaan. Inilah perbedaan antara orang yang percaya Kristus dengan yang menolak-Nya, yaitu pengharapan di dalam Kristus. Kebangkitan-Nya membuat kita tidak hidup dalam kesia-siaan tetapi dalam pengharapan, yaitu bahwa kita semua yang percaya kepada-Nya akan dibangkitkan seperti Dia, yang sulung, dibangkitkan (20).
Oleh karena itu kita orang-orang percaya yang telah memiliki kepastian akan kebangkitan Kristus, dituntut untuk hidup dalam kebenaran. Kebenaran inilah yang menuntun kita hidup dalam keteguhan iman, yang diproyeksikan menghasilkan kekudusan dan ketaatan total kepada Allah, sehingga hidup kita ini menyenangkan Dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar