Mimbar Gereja u/Warta 27 Juli dan 3 Agustus 2014

GIA Sby (Darmo Harapan Sore)
Minggu, 20 Juli 2014
Oleh: Pdt. Budiono Djoeng

HAK DAN KEWAJIBAN
(I Korintus 9:1-14) 

Kebenaran Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini dikatakan bahwa orang-orang percaya harus menyadari kehidupan kita diamati oleh banyak orang dan terlebih Tuhan tahu segala hal apapun yang kita perbuat. Kalau kita perhatikan Rasul Paulus memiliki hak (ayat 12) yaitu kehidupan yang layak dalam pemberitaan injil, tetapi ia tidak mempergunakan hak itu supaya tidak menjadi batu sandungan dalam memberitakan injil lebih leluasa lagi. Rasul Paulus memberikan contoh yaitu dirinya walaupun ia orang bebas namun ia bersungguh-sungguh untuk menjadi berkat. Di dalam kehidupannya Paulus hendak menegaskan bahwa ia seorang Rasul (ayat 1-3) karena pada waktu itu ada isu di tengah-tengah jemaat yang meragukan kerasulannya. Maka ia berhak untuk makan dan minum (ayat 4-6) dan membawa seorang istri karena rekan-rekannya ada yang sudah menikah, walaupun Paulus memutuskan untuk selibat. Rasul Paulus berbicara tentang haknya untuk mendapatkan kehidupan yang layak dari jemaat yang dilayaninya. Paulus juga memberikan contoh (ayat 7) tentara yang di utus perang dan yang dibiayai oleh negara, maksudnya bahwa ia rasul memberitakan injil seharusnya hidupnya dibiayai. Juga ia memberi contoh yang menanami kebun anggur maksudnya bahwa petani itu hidup dari hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 
Rasul Paulus sebenarnya berbicara bahwa hidupnya seharusnya di penuhi oleh jemaat Korintus yang hasil buah pekerjaan Paulus sehingga ia tidak usah bekerja lain, selain untuk memberitakan injil. Paulus menekankan bahwa ia sudah menabur benih rohani yaitu injil Kristus yang sifatnya bernilai kekal. Paulus sebenarnya juga harus dihargai lebih besar karena ia sudah menaburkan benih rohani, namun ia tidak mempertahankan apa yang menjadi haknya. 
Rasul Paulus rela untuk bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, namun ia tidak mengkompromikan kebenaran supaya tidak menjadi batu sandungan ditengah-tengah jemaat Korintus tetapi menjadi berkat, yang walaupun sebenarnya jemaat itu mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dari Rasul Paulus. Paulus berjiwa besar supaya inijl Kristus tetap diberitakan di tengah-tengah jemaat. 
Orang percaya bukan hanya sekedar mempertahankan apa yang menjadi haknya, tetapi juga melakukan apa yang menjadi kewajiban dengan penuh tanggung jawab yaitu menjadi berkat dan juga memberitakan injil Kristus. 
Kiranya setiap kita umat tebusan-Nya memiliki kerinduan untuk menjadi saksi Kristus serta menjadi berkat dimanapun kita berada sehingga nama Kristus yang di permuliakan.
   
Diringkas oleh: Pdm. Juni K. Telaumbanua

---------------------------------------------------------------------------------

MENGASIHI BERARTI BERKURBAN
Baca: 1 Yohanes 3:11-18

Ludy melahirkan anak kami melalui operasi caesar. Selama beberapa hari ia menahan rasa sakit yang sangat nyeri. Ia juga mesti sering bangun pada malam hari untuk menyusui si kecil. Akibatnya, ia sering kelelahan karena kurang istirahat. Tetapi, ia sama sekali tidak mengeluh. Ia selalu memandang bayi kami dengan mata yang bersinar penuh kebahagiaan dan kebanggaan.
Memang sudah lazim bagi kasih untuk berkurban (Yoh. 15:13). Ciri-ciri orang yang mengasihi adalah memiliki kesenangan yang meluap kepada pihak yang ia kasihi. Allah senang akan ciptaan-Nya. Kasih Allah merupakan salah satu kenyataan besar yang terdapat di alam semesta ini, suatu tiang sandaran harapan dunia. Tetapi, kasih-Nya itu juga merupakan sesuatu yang intim dan pribadi. Allah bukan mengasihi penduduk dunia secara massal, tetapi juga mengasihi setiap manusia pribadi demi pribadi. Dia mengasihi kita semua dengan kasih yang besar, kasih yang tidak berawal dan tidak berakhir. 
Julian dari Norwick berkata, “Jiwa kita secara istimewa begitu dikasihi oleh Dia sehingga kasih-Nya berada di luar jangkauan pengetahuan segala makhluk. Itu berarti bahwa dari segala makhluk ciptaan-Nya tidak ada satu pun yang dapat mengetahui betapa besar, betapa manis, dan betapa mesranya Sang Pencipta mengasihi kita.” Karena itulah Dia telah mengurbankan Anak-Nya untuk kita. Dan Dia mengharapkan kita melakukan hal yang sama. Kasih memotivasi kita untuk berkurban demi kesejahteraan orang yang kita kasihi. (PRB)
KASIH TIDAK MENUNTUT KEPENTINGAN DIRI SENDIRI,
MELAINKAN SENANTIASA MEMBERI DEMI KESEJAHTERAAN ORANG LAIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar