Cover Warta Jemaat 27 Juli dan 03 Agustus 2014

1648 / WG / VII / 2014
Minggu, 27 Juli  2014
Tahun XLV

MEMANFAATKAN KESEMPATAN
Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. ( 1 Korintus 9:18)

Ada pepatah yang mengatakan bahwa kesempatan tidak pernah datang untuk yang kedua kali, artinya bila kita mendapat kesempatan untuk melakukan sesuatu, manfaatkan kesempatan itu. Sebab lain waktu mungkin kita tidak mendapat ksempatan lagi. Demikian dalam kehidupan kerohanian ini, Tuhan selalu memberi setiap kita kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan, tetapi sayang banyak orang yang tidak mau memanfaatkan kesempatan dari Tuhan itu. 
Memang untuk melakukan tugas yang Tuhan berikan kepada kita, kita tidak boleh lagi mengerjakan tugas itu setengah hati dan bahkan kita harus siap menghadapi segala tantangan. Karena itu tidak banyak orang yang mau dengan sukarela melakukan tugas dari Tuhan, walaupun sebenarnya setiap kita punya kewajiban untuk menjalankan tugas yang Tuhan sediakan buat kita. Terlebih mengherankan, ada anak-anak Tuhan yang menghitung untung ruginya jika mengerjakan tugas dari Tuhan.
Paulus dalam suratnya kepada Timotius berkata: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena kan datang waktunya, orang yang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya (2 Timotius 4:2,3)  
Jelas dalam ayat ini Paulus minta kepada Timotius untuk memberitakan Firman Tuhan. Dan kesempatan ini harus dipakai, sebab jika tidak, mereka tidak lagi mau mendengar ajaran sehat. Maka sungguh tidak salah jika Paulus berkata: “Karena jika aku memberitakan injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Korintus 9:16). Sekarang, bagaimana dengan kita? Apakah kita masih punya seribu macam alasan untuk tidak memberitakan Firman Tuhan? 
“Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus aku, selama masih siang; akan datang malam, dimana tidak ada seorang pun yang datang bekerja.“ (Yohanes 9:4)

-----------------------------------------------------------------------------------------

1649 / WG / VIII / 2014
Minggu, 03 Agustus  2014
Tahun XLV

TUHAN TIDAK AKAN MEMBIARKAN
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. (1 Korintus 10:13a)

Setiap orang, siapapun dia, pasti pernah mengalami pencobaan. Sekarang yang penting bagaimana sikap kita menghadapi pencobaan itu. Memang manusia punya sifat yang ingin gampangnya saja, dan cara yang paling muda menghadapi pencobaan atau persoalan ialah lari dari persoalan itu. Yang menjadi pertanyaan ialah apakah dengan menghindar dan lari dari persoalan, lalu semuanya menjadi beres? Sejarah dan pengalaman membuktikan, tidak. Bahkan tidak sedikit yang menimbulkan persoalan baru.
Ada banyak contoh dalam Alkitab yang membuktikan hal ini. Dalam perjanjian lama kita baca bagaimana Ishak, melarikan diri dari kelaparan. Tetapi akibatnya hampir-hampir saja kehidupan keluarganya hancur berantahkan karena ulahnya. Karena ingin menyelamatkan nyawanya, Ishak tidak mengaku bahwa Ribka adalah istrinya. Apakah persoalan Ishak selesai? Alkitab mencatat, tidak. Sebaliknya hampir saja Ribka diambil isteri oleh Abimelekh. (Baca Kejadian 26:1-11).
Demikian juga Yunus yang diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Niniwe untuk memperingatkan mereka agar bertobat, tetapi Yunus malahan lari meninggalkan Niniwe. Apakah Yunus selamat? Untung ada ikan yang “memakan” dia dan ikan itu atas perintah Tuhan membawa Yunus kembali ke Niniwe. (baca Yunus 1:1-17).
Kita boleh bersyukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberi kita teladan yang maha sempurna. Kita semua tahu ada masalah besar sepanjang abad yang dihadapi manusia, yaitu masalahnya dosa, yang tidak akan terselesaikan dengan cara apapun oleh manusia siapapun. Tidak ada pilihan lain untuk memperoleh jalan keselamatan maupun pengampunan dosa, selain dengan pencurahan darah Tuhan Yesus yang suci. Bayangkan apa jadinya kalau Tuhan Yesus lari dari persoalan ini. Tidak seorangpun akan selamat. 
Oleh karena itu, jika saat ini kita dihadapkan dengan berbagai pencobaan dan persoalan, jangan lari, itu bukan penyelesaiannya. Ingat bukankah Tuhan Yesus sudah berjanji? “Sebab Allah yang setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu di coba Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13b)
IMANI SETIAP JANJI ALLAH, KARENA ALLAH TIDAK PERNAH BERDUSTA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar