Cover Warta Jemaat 20 Juli 2014

1647 / WG / VII / 2014
Minggu, 20 Juli  2014
Tahun XLV

SEBUAH PENGANTAR TERHADAP 1 KORINTUS 9:1-14 
1 KORINTUS 9:1-3 (BAGIAN PERTAMA)

Paulus memulai bagian ini dengan empat pertanyaan retorik. Dalam bahasa Yunani, Paulus menggunakan kata “ou”. Dengan menggunakan “ou” pada pertanyaan retorik tersebut, niscaya, jawaban yang diharapkan adalah “ya”. Jadi, empat pertanyaan berikut di bawah pada ayat pertama:
  • Bukankah aku rasul?
  • Bukankah aku orang bebas?
  • Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita?
  • Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?

Semua pertanyaan retorik tersebut mengharapkan jawaban: YA.
Namun, meski Paulus menggunakan retorika pada ayat pertama, hal tersebut tidak menyiratkan adanya keraguan dari jemaat Korintus terhadap status dari Paulus. Justru, Paulus, hendak menjadikan retorika tersebut sebagai sebuah dasar untuk menjelaskan apa yang hendak ia sampaikan pada bagian berikutnya. Jadi, pembahasaan dari ayat pertama, kira-kira berbunyi seperti ini:
  • Seperti yang kamu tahu, aku adalah rasul.
  • Seperti yang kamu tahu, aku adalah orang bebas.
  • Seperti yang kamu tahu, aku telah melihat Yesus.
  • Dan, kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan.

Jikalau kita melihat pada ayat 11-14, Paulus menunjukkan secara jelas, bahwa ia memilih untuk tidak mempergunakan haknya sebagai seorang rasul. Dalam hal ini, ia juga ingin agar jemaat di Korintus meniru apa yang dilakukannya. Tetapi, sesuatu yang menjadi pertanyaan kita: mengapa Paulus harus menggunakan empat pertanyaan retorik tersebut? Berikut metode yang sebenarnya digunakan oleh Paulus: Paulus memulai dengan menegaskan statusnya. Ia kemudian menegaskan akan haknya sebagai seorang rasul dengan menekankan, bahwa hak tersebut adalah sesuatu yang sudah tercakup di dalam kerasulannya. Ia tidak mengusahakan hak tersebut, tetapi hak tersebut, memang pada dirinya sendiri, sudah ada di dalam kerasulan Paulus. Paulus menekankan akan keniscayaan dari haknya tersebut, dimana, pada sisi yang lain, ia secara sukarela menanggalkan hak yang begitu besar itu. Dengan melakukan ini, maka ia meningkatkan tekanan pada jemaat di Korintus, untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh Paulus. (KSS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar