Renungan Harian 19 - 24 Mei 2014

RENUNGAN SEPANJANG MINGGU

Senin, 19 Mei 2014
HAMBA KRISTUS (1 Korintus 4:1-21)
Bagaimana rasanya kalau ada orang yang memanggil atau memperlakukan Anda dengan sebutan “hamba”? Dalam Alkitab, “hamba” berasal dari kata doulos yang berarti “budak belian”, yang tidak memiliki hak apa pun dalam hidupnya kecuali ia ditebus orang atau dibebaskan oleh majikan yang murah hati. Kristus menyebut pengikut-Nya sebagai murid dan sahabat-Nya, bukan hamba (lihat Yohanes 13:35; 15:15). Namun, Dia sendiri meneladankan hidup sebagai seorang hamba, dan mengajarkan bagaimana seharusnya para murid bersikap sebagai seorang hamba (lihat Yohanes 13:1-20; Lukas 17:7-10)
Rasul Paulus sering menyebut sendiri dirinya dan teman-temannya sebagai hamba-hamba Kristus (lihat Roma 1:1; Titus 1:1; Filipi 1:1), sama seperti yang kita baca hari ini. Bukan dengan nada sedih atau terpaksa, melainkan dengan nada bangga, karena Tuhan memercayakan kepada mereka tugas yang penting (ayat 1). Dalam perselisihan jemaat Korintus (lihat pasal 3), Paulus tidak memegahkan diri sebagai pemimpin yang hebat. Bukan penilaian orang yang penting baginya, tetapi penilaian Tuhan (ayat 3-4). Mengapa? Karena ia adalah hamba-Nya.
Bagaimana kita memandang diri kita di hadapan Tuhan? Kesadaran bahwa kita adalah budak dosa yang telah ditebus oleh Kristus seharusnya membanjiri hati kita dengan rasa syukur dan kasih kepada Dia yang telah membebaskan kita. Mendorong kita menjalani setiap hari bukan untuk menyenangkan orang lain melainkan untuk menyenangkan Sang Pemilik hidup kita. Seperti Paulus, kita bangga dikenal sebagai hamba-hamba Kristus. (ACH)
MELAYANI TUHAN ADALAH SUKACITA DAN KEHORMATAN. SIAPAKAH AKU HINGGA BOLEH MENJADI HAMBA-MU?

Selasa, 20 Mei 2014
LAKUKAN YANG TERBAIK! (1Korintus 4:1-5)
Ketika Leonardo da Vinci masih duduk di bangku sekolah, gurunya yang sudah tua dan terkenal memintanya menyelesaikan lukisan yang telah dimulainya. Menghadapi lukisan sang guru, da Vinci muda begitu terpesona sehingga ia merasa minder. Namun sang guru tak mau menerima alasan apa pun. Ia hanya berkata, "Lakukan saja yang terbaik."
Dengan gemetar, da Vinci mengambil kuas dan mulai melukis. Melalui sapuan demi sapuan, tangannya mulai mantap melukis ketika jiwa seninya tergugah. Tak lama kemudian ia begitu asyik melukis sehingga tak lagi merasa minder. Ketika lukisan itu sudah jadi, sang guru yang telah renta dituntun masuk ke studio untuk melihatnya. Sang guru memeluk muridnya dan berkata, "Anakku, mulai saat ini aku akan berhenti melukis!"
Setiap orang kristiani memiliki talenta unik yang dianugerahkan Allah. Meskipun demikian, beberapa orang percaya merasa minder karena tidak memiliki karunia sebanyak yang dimiliki orang lain. Namun kita tidak boleh berpikir demikian. Allah tidak akan menuntut hal yang tidak kita miliki. Dia hanya meminta kita untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan yang kita miliki.
Tentu saja tidak semua orang bisa seperti Leonardo da Vinci. Dan, memang tidak perlu begitu. Rasul Paulus berkata, "Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah bahwa mereka ternyata dapat dipercayai" (1 Korintus 4:2). Maksudnya, kita hanya diminta melakukan yang terbaik dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Siapa tahu, mungkin kita akan terkejut sendiri saat melihat hasilnya!. (RWD)
KECAKAPAN YANG TERBESAR ADALAH KECAKAPAN UNTUK DIPERCAYA

Rabu, 21 Mei 2014
PULANG (1Korintus 4:1-5)
Sepasang utusan Injil senior yang telah melayani Allah selama 50 tahun di sebuah desa terpencil di Afrika, memutuskan untuk kembali ke AS dan memasuki masa pensiun. Namun ketika mereka tiba, tak seorang pun menyambut mereka karena terjadi kesalahpahaman di kantor utusan Injil itu. Tak ada yang membantu membawakan barang-barang bawaan mereka, apalagi sampai mengantar ke rumah. Itu sebabnya utusan Injil itu mengeluh kepada istrinya, "Setelah berpuluh tahun kita pergi, tak seorang pun peduli ketika kita kembali."
Kepahitan yang dirasakan pria itu terus berkembang ketika mereka mulai menempati rumah baru mereka. Istrinya, yang telah muak mendengar keluhan sang suami menyarankan agar ia membawa masalah ini kepada Allah. Akhirnya, sang suami masuk kamar dan memberi waktunya untuk berdoa. Saat ia keluar dari kamar, wajahnya tampak berbeda, sehingga sang istri penasaran dan bertanya apa yang terjadi.
Ia menjawab, "Aku berkata kepada Allah bahwa aku sudah pulang dan tak seorang pun peduli." "Lalu apa yang Allah katakan?" tanya istrinya. "Dia berkata, ‘Kamu memang belum pulang ke Rumahmu yang sejati’."
Mungkin Anda juga telah melayani selama bertahun-tahun di sebuah tempat di mana tak seorang pun memperhatikan atau mempedulikan apa yang telah Anda perbuat. Namun, Allah senantiasa melihat dan peduli. Suatu hari kelak, ketika kita tiba di rumah abadi kita, "Tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah" (1 Korintus 4:5). Sementara kita ada di dunia ini, tetaplah setia (ayat 2). (DR)
DUNIA MENGHARGAI KESUKSESAN, TETAPI ALLAH MENGHARGAI KESETIAAN!

Kamis, 22 Mei 2014
TUNTUTAN KESETIAAN (1 Korintus 4:1-5)
Kita sering memerhatikan dan memuja orang-orang yang terkenal dan sukses. Namun terkadang kita membaca tentang orang biasa yang terkenal, tetapi dihormati karena pelayanannya yang setia selama bertahun-tahun. Bisa jadi ia seorang penjaga sekolah, pelayan kantin, tukang, atau kasir toko yang telah melayani orang lain dengan cara yang dapat diandalkan dan penuh dedikasi.
Sikap dapat dipercaya seperti ini sering luput dari perhatian banyak orang, tetapi saya yakin itu adalah gambaran luar biasa mengenai bagaimana seharusnya kita hidup. Meskipun kesetiaan bukan sesuatu yang mudah terlihat, tetapi kian hari kian dipandang penting oleh Allah.
Paulus menulis, “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan ... bahwa mereka ternyata dapat dipercayai” (1 Korintus 4:2). Jika kita hidup dengan penuh kesetiaan kepada Kristus, Allah telah berjanji untuk memberikan ganjaran kepada kita pada waktu yang telah ditetapkan-Nya. Ketika Tuhan datang, Dia “akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah” (ayat 5).
    Ketika kita merindukan keberhasilan, Allah berkata, “Aku akan memberimu ganjaran.”
    Ketika kita haus akan pengakuan, Allah berkata, “Aku mengakuimu.”
    Ketika kita siap menyerah, Allah berkata, “Aku akan menolongmu.”
Entah pelayanan kita diketahui banyak orang atau tidak, kita memiliki tanggung jawab yang sama, yakni setia. (DMC)
ALLAH TIDAK MEMINTA KITA UNTUK SUKSES MELAINKAN UNTUK SETIA

Jumat, 23 Mei 2014
SIKAP TERHADAP HAMBA TUHAN (1 Korintus 4:1-5)
Bagaimana hubungan jemaat, di tempat Anda menjadi anggota, dengan pendeta atau hamba Tuhan yang melayani di situ? Lalu bagaimana hubungan dengan hamba Tuhan lain, yang tidak khusus melayani di situ?
Jemaat Korintus sedang terpecah-belah. Mereka berkelompok-kelompok sesuai pemimpin rohani yang mereka agung-agungkan. Sebab itu, Paulus mengoreksi pemahaman mereka mengenai pemimpin rohani. Seorang pemimpin rohani adalah seorang hamba Kristus, yang dipercayakan rahasia Allah (1). Seorang hamba tentu harus menjaga kepercayaan penuh yang diberikan oleh tuannya. Bagi Paulus, ini berarti setia pada Injil yang telah dia terima dan beritakan. Maka bagi Paulus, pendapat orang Korintus tentang bagaimana ia menjaga kepercayaan dari Allah bukan merupakan suatu hal yang penting. Evaluasi pribadi tentang kinerjanya sendiri juga bukan merupakan hal yang utama (3). Apa yang penting bagi Paulus adalah penilaian Allah terhadap pelayanannya hingga suatu waktu kelak dia menerima pujian dari Allah (4-5).
Maka Paulus mengimbau orang Korintus untuk berhenti menghakimi hamba-hamba Tuhan karena sesungguhnya mereka menghakimi hanya berdasarkan apa yang mereka lihat. Sementara Tuhan mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati hamba-hamba-Nya. Lagi pula tidak sepatutnya mereka mengambil tempat Tuhan dalam menghakimi.
Ini menjadi pelajaran bagi kita dalam bersikap terhadap para hamba Tuhan. Ingatlah bahwa Tuan bagi para hamba Tuhan adalah Tuhan sendiri, bukan kita. Maka hanya Tuhan yang layak menerima pertanggungjawaban mereka. Karena itu jangan pernah memandang hamba Tuhan sebagai hamba kita, yang harus patuh pada kita dan memenuhi segala keinginan kita. Sebagai hamba Tuhan, mereka harus memprioritaskan dan melaksanakan apa yang Tuhan inginkan. Justru kita harus bersyukur atas hamba-hamba Tuhan yang setia mendorong umat untuk hidup melayani Tuhan agar kita menerima pujian juga pada hari kedatangan-Nya kelak.
INGATLAH KITA INI HAMBA TUHAN BUKAN TUAN, KARENA TUAN KITA ADALAH TUHAN, MAKA JADILAH HAMBA YANG SETIA KEPADA TUANNYA SERTA MENGASIHINYA SAMPAI AKHIR!

Sabtu, 24 Mei 2014
YANG TERPENTING (1Korintus 4:1-13)
Pada tahun 1985, Frederick Holliday, seorang pengawas sekolah-sekolah negeri di Cleveland, bunuh diri ia mengakhiri hidupnya dengan menembak jantungnya sendiri menggunakan pistol betipe magnum 357. Dalam surat yang ditulisnya sebelum bunuh diri, tertulis bahwa walaupun ia telah menjadi orang yang sangat sukses, ia tidak dapat menerima pelecehan dan fitnah yang tidak adil dan kejam, yang dilontarkan para musuhnya.
Peristiwa menyedihkan ini menghancurkan hati keluarga dan teman-temannya. Ia pasti tidak akan memilih jalan bunuh diri, jika mau mengikuti teladan Rasul Paulus. Meski dibebani dengan berbagai tuduhan yang berisi penghinaan dan fitnah, Paulus sadar bahwa ia harus tetap hidup dalam hadirat Allah dan memegang segala ketetapan-Nya. Saya yakin berbagai tuduhan yang dilontarkan kepada Paulus pasti sangat menyakitkan hatinya. Hati nuraninya pun pasti sangat tersiksa. Namun dalam tulisannya kita melihat bahwa pendirian Rasul Paulus tetap teguh, "Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan" (1 Korintus 4:4).
Mungkin ada pendapat buruk tentang Anda yang begitu menyakitkan hati dan membuat Anda berpikir yang bukan-bukan mengenai diri sendiri. Namun jika Anda telah mempercayai Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan tetap melakukan apa yang benar, janganlah berputus asa. Allah, yang memberikan keselamatan dan telah mengangkat Anda sebagai anak-Nya, senantiasa mengawasi dan mendukung Anda. Itulah yang paling penting buat Anda. (HVL)
JIKA ANDA YAKIN ALLAH DI PIHAK ANDA  TAK JADI SOAL SIAPA LAWAN ANDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar