Mimbar Gereja u/warta 12 Juni 2011

GIA Sby (Darmo Harapan sore)
Minggu, 05 Juni 2011
Oleh:  Pdt. Timotius Hogiono


KETIKA IMAN BERBENTURAN DENGAN KENYATAAN HIDUP
(Mazmur 10:1-18)

Kitab Mazmur 10 ini tidak bisa dipisahkan dengan pasal 9. Syair ini merupakan ratapan Daud kepada Tuhan. Mengapa? Karena realita yang terjadi sekaligus dialami oleh umat Tuhan. Realita yang dialami oleh umat Tuhan adalah hidup dalam penderitaan dimana mereka berada di pembuangan pada abad ke VI. Penderitaan itu merupakan pembentukan karakter umat yang dikasihiNya.
Dalam Mazmur 10 ini diawali dengan kalimat tanya. Ayat pertama mengatakan ”Mengapa Tuhan Engkau berdiri jauh-jauh, ya Tuhan, dan menyembunyikan diriMu dalam waktu-waktu kesesakan?”. Kata yang menarik yaitu ”mengapa”. Seorang reformator Martin Luther mengatakan bahwa umatNya seharusnya saat menderita janganlah berkata mengapa Tuhan.
Ada dua maksud dari pertanyaan Pemazmur Daud tentang ”mengapa Tuhan” itu berarti ia sedang mencurigai Allah / tidak mempercayai Allah sehingga diajukan dalam bentuk protes maupun kritik. Arti yang kedua dari pertanyaan Pemazmur Daud dengan pertanyaan ”mengapa Tuhan” itu berarti Pemazmur Daud rindu untuk memahami rencana Tuhan dan bukan memprotes Tuhan atau tidak mempercayai Allah.
Pemazmur ingin mengukapkan tentang keberadaan orang-orang fasik ayat 2-11. Apa relevansinya kepada kita sebagai umatNya saat ini. Memang Allah memakai orang-orang fasik untuk membentuk sekaligus  memurnikan iman kita. Misalkan saat umatnya dalam penderitaan maka orang-orang fasik menghina bahkan mereka dengan sombongnya mengatakan tidak ada Allah (ayat 4). Pada saat seperti itulah iman kita diuji dan dimurnikan apakah umatNya masih berharap, bersandar dan percaya kepadaNya dan masih banyak contoh yang lain. Jadi melalui Pemazmur ini ia mengajarkan kepada kita yaitu:
Agar kita berharap kepada Allah (ayat 12). Sesungguhnya Tuhan mengingat orang-orang yang bersandar kepadaNya, walaupun dalam penderitaan, tekanan, pergumulan dan sebagainya. Ia senantiasa menyertai umatNya. Untuk itu tunjukanlah kesetiaan kita kepada Dia dalam kondisi apapun. Itu berarti umatNya harus setia kepada Dia baik dalam kelimpahan maupun dalam kondisi tidak menyenangkan. Mengapa demikian? Karena Ia Allah yang setia kepada kita orang-orang percaya.
Membuktikan melalui pernyataan iman kepada Allah serta kesetiaan kita kepadaNya (ayat 16). Itulah yang dikatakan oleh Daud dalam ayat 16 yang mengatakan Tuhan adalah Raja untuk seterusnya dan selama-lamanya. Bangsa-bangsa lenyap dari tanahnya. Pernyataan iman harus diwujudkan dengan kesetiaan kita kepada Dia dalam apapun. Jadi apakah iman anda sedang berbenturan dengan kenyataan yang sedang anda alami? Percayalah bahwa Ia telah mendesain segala sesuatu dengan indahnya. Jadi hadapilah kenyataan yang ada tanpa meragukan Dia dalam hidupmu, dan pasti Ia menyatakan pertolonganNya tepat pada waktunya. Tuhan memberkati Amin.    
   
Diringkas oleh: Pdm. Anugrah Laia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar