Mimbar Gereja u/Warta 10 April 2011

GIA Sby (Darmo Harapan pagi)
Minggu, 03 April 2011
Oleh:  Pdt. Nayoan Tambahani

NERAKA
(Lukas 16:19-31)

Dalam pembacaan firman Tuhan yang baru kita baca saat ini, Tuhan Yesus memberi pesan kepada kita melalui perumpamaan ini bahwa neraka dan surga adalah suatu kenyataan. Dalam hal ini neraka adalah tempat bagi orang-orang yang tidak percaya Tuhan atau di luar anugerah Allah. Ketika kita menyadari bahwa surga dan neraka adalah kenyataan maka kita seharusnya menginstropeksi diri masing-masing, apakah kita telah menunjukkan sikap hidup sebagai orang yang hidup dalam anugerah Tuhan. Kebanyakan dari kita saat membaca perikop ini hanya mengidentifikasi diri sebagai Lazarus dan kita kurang menghayati dan mengidentifikasi diri sebagai orang kaya. Itu sebabnya kita kehilangan pesan firman Tuhan ini. Sesungguhnya. Ini peringatan bagi kita masing-masing agar mempersiapkan diri dengan baik sekaligus memprioritaskan ha-hal yang bernilai kekal dalam hidup ini. Ada beberpa hal yang perlu kita perhatikan bersama-sama dalam renungan firmanNya diantaranya:
Orang kaya ini menjadikan harta bendanya sebagai tumpuan satu-satunya atau menjadi pusat dari kehidupannya. Dia hanya berpusat pada dirinya sendiri. Ia buta terhadap kesempatan-kesempatan dan keadaan yang ada untuk menyatakan kepedulian, simpati, kasih kepada orang yang membutuhkan pertolongan (ayat 20-21). Karakter orang kaya dalam perumpaan inilah yang menjadi karakter orang diluar anugerah Allah. Jadi kaya dan miskin sebenarnya bukan inti yang dipersoalkan oleh Tuhan dalam firman-Nya, tetapi yang Tuhan sampaikan adalah neraka itu nyata dan kehidupan yang ada disana dalam penderitaan yaitu orang-orang hanya berpusat pada materi, berpusat pada diri sendiri, bahkan yang buta terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Orang kaya ini gagal dalam mempergunakan kesempatan-kesempatan yang ada untuk mempersiapkan diri dalam kekekalan. Dan orang kaya ini juga tidak merespon yang bernilai kekekalan sepanjang kehidupannya di dalam dunia. Yang perlu kita perhatikan bahwa hubungan antara orang hidup dan mati memiliki jurang pemisah ayat 26. Disini kita mengetahui bahwa ketika seseorang meninggalkan dunia ini maka ada satu jurang pemisah dan tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat apalagi masuk dalam kerajaan Surga. Jika neraka nyata dan mengerikan karena ketidak  hadiranNya maka jauhkanlah kehidupan yang berpusat pada diri sendiri, dan yang menutup mata akan kebutuhan orang lain.
Oleh karena itu persiapkanlah diri masing-masing karena baik kaya maupun miskin jika tiba waktunya kita dipanggil oleh Bapa di Surga, maka kita diperhadapkan dipengadilanNya sekaligus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah kita lakukan dihadapanNya. Bagi yang bertobat dan percaya kepadaNya tidak perlu takut neraka karena Dia telah menggantikan kita dari dosa / pelanggaran kita dan melalui Dia kita dibenarkan sehingga kita tidak dihukum dalam kekekalan, namus sebaliknya menikmati sukacita yang terbatas. Amin
  
Diringkas oleh: Pdm. Anugrah Laia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar